8 Fakta Pengusaha Keripik Tewas Dicangkul, dari Seks Menyimpang hingga Keluarga Membantah
Pengusaha keripik, Haryanto ditemukan tewas mengenaskan karena dibunuh menggunakan cangkul.
8 Fakta Pengusaha Keripik Tewas Dicangkul, dari seks menyimpang hingga Keluarga Membantah
TRIBUN-TIMUR.COM - Warga di Jl Gusti Asmaun R Dusun Pinang Desa Malikin Mempawah Hilir, Kalimantan Barat, Senin (28/1/2019), geger.
Pengusaha keripik, Haryanto ditemukan tewas mengenaskan karena dibunuh menggunakan cangkul.
Dia merupakan warga Jl Harapan Setia, Kelurahan Sui Asam Kecamatan Sui Raya, Kabupaten Kubu Raya
Dikutip tribuntimur.com dari TribunPontianak, Haryanto yang merupakan warga Jl Harapan Setia, Kelurahan Sui Asam Kecamatan Sui Raya, Kabupaten Kubu Raya, ditemukan dengan tubuh bersimbah darah.
Tak hanya itu, keadaan jasad Haryanto ditemukan dengan bagian tengkorak yang hancur.
Pada Selasa (29/01/2019) dini hari WIB, Personel Jatanras Polda Kalimantan Barat berhasil menangkap pelaku.
Baca: 7 Update Transfer Liga 1 2019 Mulai PSM Makassar, Persib Bandung, Persebaya hingga PSIS Semarang
Berikut TribunWow.com rangkum sejumlah fakta dari kronologi hingga pernyataan keluarga korban:
1. Kronologi
Pelaku yang telah ditangkap Personel Jatanras Polda Kalbar, bernama AP (17) yang dikenal Haryanto melalui Facebook.
Diungkapkan Komisioner KPPAD Kalbar, Alik R Rosyad, kepada polisi, pelaku mengaku awalnya diminta tolong korban untuk membantu membuat keripik pisang.
Korban mengaku saat itu pesanan banyak karena menjelang perayaan Imlek.
Kepada pelaku, korban menjanjikan upah Rp 15 ribu per kilo.
"Mereka kenal memang sudah sejak lama, lalu beberapa hari ini tersangka ditawari korban via Facebook untuk membantu membuat kripik, karena pesanan menjelang Imlek cukup banyak."
"Tersangka sempat bekerja empat hari di sana, dengan upah Rp 15 ribu per kilo," kata Alik.
Baca: Selama Januari 2019, Tidak Ada Pasien DBD di RSUD KH Hayyung Selayar
Baca: 1 Februari - Ramalan Zodiak Sepanjang Februari, Jomblo dan Asmara Capricorn, Bagaimana Taurus?
Baca: KPU Umumkan Caleg Mantan Narapidana, Pengamat: Kenapa Bukan Dari Awal?
