Prihatin Banyak Anak Buta Huruf, Babinsa Kodim 1402 Polmas Ini Nyambi Jadi Pengajar
Kaharuddin meluankan waktunya mengajari anak-anak yang putus sekolah di Dusun Bombang, Polman
Penulis: Nurhadi | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi
TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Koptu Kaharuddin, Anggota Kodim 1402 Polmas yang bertugas sebagai Bintara Bina Masyarakat (Babinsa) di Desa Patambanua, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polman, Sulbar, patut menjadi teladan di tengah masyarakat.
Koptu Kaharuddin berdinas di Koramil 1402-02 Kecamatan Wonomulyo. Selain menjalankan tugas negara sebagai seorang prajurit TNI AD, Kaharuddin juga tak menutup mata soal mirisnya kondisi pendidikan di desa binaannya.
Prihatin dengan kondisi tersebut, disela-sela tugasnya sebagai abdi negara, Kaharuddin meluankan waktunya mengajari anak-anak yang putus sekolah di Dusun Bombang, Desa Patambanua, Kecamatan Bulo.
Setiap kali Ia mengunjungi desa binaannya di daerah terpencil itu, selalu menyempatkan diri untuk mengajari anak-anak. Meski harus menempuh perjalanan 3-4 jam lamanya, untuk bisa tiba di dusun tersebut menggunakan sepeda motor.
Kaharuddin mengisahkan, terdapat puluhan anak yang buta huruf dan tidak tau baca tulis di daerah binaannya. Kata dia, itu dikarenakan sudah tidak ada lagi aktifitas belajar mengajar dalam waktu yang cukup lama di dusun tersebut.
"Sekitar 40 orang anak dari 50 kepala keluarga di dusun ini, mereka buta huruf dan tidak tau baca tulis, karena sejak 5 tahun terakhir tidak ada aktifitas belajar mengajar di sekolah yang berada di dusun ini,"kata Kaharuddin, Selasa (22/1/2019) via whatsapp kepasa TribunSulbar.com.
Padahal menurut Kaharuddin, di dusun tersebut terdapat dua ruang kelas yang bisa ditempati anak-anak untuk proses belajar mengajar, meski ruangan kelas tersebut hanya beralaskan tanah, tanpa meja dan kursi.
"Anak-anak di dusun ini tidak ada yang sekolah, kegiatan mereka yang sudah berumur 12 tahun ke atas sudah ikut kerja di ladang bersama orang tua mereka,"ujarnya Kaharuddin.
Dikatakan, pengabdian sebagai anggota TNI bukan hanya dalam bentuk operasi militer, tetapi sebagai aparat teritorial harus mampu menjadi guru, mengajar kepada masyarakat terutama di pelosok.
"Tujuan kami yaitu supaya anak-anak ini bisa mendapatkan pendidikan layaknya anak-anak sekolah ditempat lain. Walaupun fasilitas dan tenaga pengajar tidak ada,"kata dia.
Kepala Dusun Bombang, Masrin, mengungkapkan, di dusun tersebut pernah ada guru yang mengajar anak-anak, namun sejak lima tahun terakhir sudah tidak pernah datang lagi.
"Dulu pernah ada guru yang datang mengajar terkadang dua kali sebulan dan sejak 5 tahun terakhir gurunya sudah tidak pernah datang," ungkap Masrin.
Saat ini menurut Masril, hanya Koptu Kaharuddin yang mengajar anak-anak, itu pun hanya anak-anak yang blum berangkat ke ladang, karena kebanyakan anak-anak di dusun ini berangkat ke ladang pada pagi hari dan kembali sore hari.
Yang lebih miris lagi, kata Masril, selain anak-anak kebanyakan warganya juga tidak bisa membaca dan menulis.
"Warga juga tidak ada yang punya kemampuan untuk mengajar karena rata-rata warga tidak sekolah, bahkan tidak tau baca tulis dan tidak bisa berbahasa Indonesia,"tuturnya. (*).