Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Danny Siap Rombak Kabinet Lagi

Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto kembali akan merombak susunan kabinet pemerintahannya, mulai dari lurah hingga kepala SKPD.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Waode Nurmin
FAHRIZAL/TRIBUN TIMUR
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto 

MAKASSAR, TRIBUN - Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto kembali akan merombak susunan kabinet pemerintahannya, mulai dari lurah hingga kepala SKPD.

Jika tak ada aral melintang, Rabu (12/12), Danny akan kembali melantik beberapa pejabat eselon II dan III. Pelantikan rencananya akan dilaksanakan di kawasan Center Point of Indonesia (CPI).

Senin kemarin, Danny terlebih dahulu telah melantik 14 lurah menjadi sekretaris di 14 kecamatan. Para lurah mengisi posisi sekretaris kecamatan yang sempat lowong karena diangkat sebagai camat pada 21 September lalu.

Sejak aktif kembali pasca Pilwali Makassar beberapa waktu lalu, Danny tercatat telah beberapa kali melakukan perombakan pejabat. Dimulai dengan yang paling menarik perhatian saat Ia menonaktifkan 15 camatnya sekaligus pada 8 Juni 2018.

Saat itu, Danny mengaku menonaktifkan para camatnya lantaran berbagai tindakan indisipliner yang dilakukan. 15 camat nonaktif tersebut kemudian digantikan oleh para sekretarisnya sebagai pelaksana tugas (Plt).

Sekitar tiga bulan kemudian, tepatnya 21 September, Danny melantik 15 camat bersama 27 jajaran direksi perusda dan enam pejabat eselon III atau kepala bagian. Para camat yang dilantik sebagaian besar adalah Plt yang didefinitifkan.

Pada 4 Oktober 2018, Danny juga sempat melantik mantan Camat Ujung Pandang Zulkifli Nanda, sebagai Sekertaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB). Zulkifli sekaligus menjabat sebagai pelaksana tugas Kepala Dinas PPKB, yang ditinggal Daniel Pakambanan lantaran maju sebagai caleg DPRD Kota Makassar.

Kerap mendapat tudingan negatif dengan pelantikan-pelantikan yang dilaksanakan, Danny Pomanto menegaskan, pelantikan tersebut tidak ada hubungan dengan kepentingan politik, melainkan untuk kepentingan rakyat.

“Ini tidak ada hubungannya dengan politik. Ada yang bilang untuk kepentingan Pilkada 2020. Saya bilang masih terlalu jauh. Saya tidak pikirkan itu, tidak ada urusan dengan tim pemenangan," kata Danny.

"Saya juga tidak ada dendam politik. Sisa jabatan saya tinggal 6 bulan. Saya harus mewariskan sistem yang baik, birokrasi yang tangguh. Ini demi rakyat Makassar, bukan kepentingan pribadi saya,” jelas Danny menambahkan.

Meski secara politis, Danny mengaku bahkan ada pihak yang menyebutnya keliru dengan komposisi yang ada. Namun baginya ini bukan untuk kepentingan pribadinya, melainkan untuk kebaikan Makassar ke depan.

“Saya tidak mau mengotori diri saya, kalau orang mampu dia akan dapat. Saya tidak ada dendam politik. Walau kadang saya dikatai bodohlah karena ada nama saya promosikan yang mungkin berbeda pilihan politik, tidak apa. Saya melihat kerja orang. Jika layak, kinerja bagus, berintegritas, loyal pada pimpinan secara professional, saya promosikan,” tegas Danny.

Danny beralasan, ia tidak ingin melihat Kota Makassar yang sudah dipimpinnya selam kurang lebih empat tahun, mundur karena pejabat yang tidak memiliki integritas dan kinerja yang baik.

"Mutasi dan pelantikan itu lumrah dalam birokrat. Penyegaran ini bukan lagi untuk saya tapi untuk Kota Makassar ke depan harus terjaga dengan baik," kata Danny.

Lanjut Danny, promosi maupun demosi jabatan, telah melaluo berbagai pertimbangan dan berbagai penilaian seperti, hasil assesment, sakip atau akuntabilitas kinerja, hingga keluhan masyarakat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved