Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Badan Pusat Statistik: 168 Desa di Sulsel Masih Tertinggal

BPS Sulsel merilis data Potensi Desa (Podes) Sulsel 2018, di kantor BPS Sulsel, Jl Haji Bau Makassar, Senin (10/12/2018).

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/FAHRIZAL SYAM
Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah. (FAHRIZAL SYAM) 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) merilis data Potensi Desa (Podes) Sulsel 2018, di kantor BPS Sulsel, Jl Haji Bau Makassar, Senin (10/12/2018).

Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah mengatakan, pendataan potensi desa dilaksanakan tiga kali dalam sepuluh tahun.

Podes 2018 dilaksanakan pada bulan Mei 2018 secara sensus terhadap seluruh desa/kelurahan/Unit Pemukiman Transportasi (UPT)/ Satuan Pemukiman Transmigrasi (SPT); kecamatan, dan kabupaten/kota.

"Wilayah administrasi pemerintahan yang didata harus memenuhi tiga syarat, yaitu ada wilayah, ada penduduk yang menetap, dan ada pemerintahan desa atau kelurahan," katanya.

Berdasarkan hasil Podes Sulsel 2018, tercatat ada 3.049 wilayah administrasi pemerintah setingkat desa yang terdiri dari 2.255 deaa, 792 kelurahan, dan 2 UPT/SPT.

"Podes juga mencatat sebanyak 307 kecamatan dan 24 kabupaten/kota" kata Yos.

Yos menjelaskan, BPS melakukan penghitungan Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang menunjukkan tingkat perkembangan desa dengan kategori tertinggal, berkembang, dan mandiri.

"Semakin tinggi IPD menunjukkan semakin mandiri desa tersebut, dan hasilnya di Sulsel, jumlah desa tertinggal sebanyak 168 atau 7,45 persen, desa beekembang 1.967 atau 87,23 peesen, dan desa mandiri sebanyak 120 atau 5,32 persen," ungkapnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved