Kepala Ruangan Tulip 7 RSUD Gowa Disebut Gemar Timbun Dana
Mawar (nama samaran), misalnya, bercerita, uang insentif jasa umum diduga ditimbun oleh Kepada Ruangan Ruang Tulib 7, RSUD Syekh Yusuf Gowa, Wahyuni.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Nurul Adha Islamiah
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Sejumlah perawat Ruang Tulip 7 RSUD Syekh Yusuf Gowa mengeluhkan lambannya pemberian uang insentif jasa umum petugas perawat.
Mawar (nama samaran), misalnya, bercerita, uang insentif jasa umum diduga ditimbun oleh Kepala Ruangan Ruang Tulib 7, RSUD Syekh Yusuf Gowa, Wahyuni.
Uang jasa umum bulan Maret, kata Mawar, yang semestinya cair pada bulan Agustus lalu, baru diterima pada Senin (3/12/2018) kemarin.
Baca: Sudirman Sappara Nilai Kemenangan Jokowi Maruf di Jeneponto Tipis
Baca: Avsec Bandara Gagalkan Pengiriman 13 Saset Sabu Tujuan Manado
Baca: Tahun Baru, Melia Makassar Usung Konsep Casino Royal
"Kami baru terima kemarin. Uang itu adalah hasil kerja kami sebagai perawat pelaksana," terang Mawar.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, uang tersebut berjumlah Rp 6 juta 254 ribu untuk dibagi ke 28 perawat ruang Tulip.
"Agustus lalu kami terima uang insentif umum hanya tiga bulan (April, Mei, Juni). Kami heran mengapa jasa bulan Maret tidak diberikan," sesal Mawar.
Mawar mengaku sempat mempertanyakan uang tersebut ke Wahyuni selaku kepala ruangan. Akan tetapi Wahyuni berasalan uang itu dipakai untuk pembiayaan akreditasi rumah sakit.
"Saya tidak bagi karena jasa umum bulan Maret hanya Rp.800rb, dan telah dipakai untuk akreditasi rumah sakit," kisah Mawar menirukan kata-kata Wahyuni.
Hal senada juga disampaikan oleh Ratih (nama samaran), yang mengaku kecewa lantaran uang jasa umum tidak cair tepat waktu.
"Saya kecewa kodong. Mestinya cair tepat waktu, tapi lambat," terang Ratif.
Menurut Mawar, kasus keterlambatan pemberian uang insentif oleh Wahyuni bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, Juni 2017 lalu, Wahyuni tidak memberikan insentif jasa umum kepada para perawat.
"Tahun lalu Ibu Wahyuni bahkan timbun uang jasa Rp.90 juta. Uang itu baru dibagikan sebulan kemudian setelah kami mendesak dan meminta Ibu Wahyuni bertanda tangan materai," sesal Mawar.
Sementara itu, Wahyuni mengaku memiliki masalah internal sehingga uang tersebut lambat dibagikan. "Biasanya kita di ruangan ada masalah internal," kilah Wahyuni kepada Tribun Timur melalui pesan Whatsapp.
Wakil Direktur RSUD Syekh Yusuf Gowa, Zainuddin Jufri, mengaku telah memanggil Wahyuni. Zainuddin beralasan, Wahyuni ingin mencari momen tepat untuk menyalurkan dana tersebut.
"Saya sudah panggil tadi yang bersangkutan. Inikan uang sedikit, di rumah sakit itu administrasinya ribet jadi mungkin butuh waktu lama untuk pencairan," kilahnya.
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami: