Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober - Ternyata Ini Teks Asli Sumpah Pemuda Sekarang Ada di Museum
Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober - Ternyata Ini Teks Asli Sumpah Pemuda Sekarang Ada di Museum
Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober - Ternyata Ini Teks Asli Sumpah Pemuda Sekarang Ada di Museum
TRIBUN-TIMUR.COM - Kebulatan tekad Pemuda-Pemudi Nusantara akhirnya membuahkan hasil.
Sumpah Pemuda adalah cikal bakal lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sehingga tak heran jika perayaan momen Sumpah Pemuda selalu dikenang.
Baca: 15 Gambar Ucapan Selamat Hari Sumpah Pemuda, Pas Banget Buat InstaStory, Facebook, & WA
Baca: 5 Kumpulan Ucapan Hari Sumpah Pemuda Bahasa Inggris, Pas buat Facebook, Instagram, WhatsApp
Baca: Gini Cara Hitung Passing Grade Tes Seleksi Dasar (SKD) CPNS 2018, Lengkap dengan Contohnya
Tanggal 28 Oktober tiap tahun diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda.
Momen itu sebagai cikal bakal bersatunya komponen pemuda dari berbagai latar belakang di Nusantara untuk terikat dalam sebuah nation-state atau bangsa.
Sumpah Pemuda merupakan hasil Kongres Pemuda Kedua yang dirumuskan pada 28 Oktober 1928 di Batavia atau kini dikenal sebagai Jakarta.
Peristiwa ini menjadi satu tonggak penting dalam sejarah pergerakan nasional bangsa Indonesia.
Kongres Pemuda Kedua merupakan kelanjutan dari kongres pertama yang berlangsung 30 April-2 Mei 1926.
Kongres ini melibatkan seluruh organisasi pemuda di Hindia Belanda saat itu.
Organisasi pemuda itu seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dan masih banyak lagi.
Kongres Pemuda II diadakan pada 27 - 28 Oktober 1928.
Kongres ini dipimpin oleh pemuda Soegondo Djojopoespito dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) dan menghasilkan keputusan penting.
Selain lagu 'Indonesia Raya' ciptaan Wage Rudolf Supratman ditetapkan sebagai lagu kebangsaan, ada keputusan penting lainnya yang disebut sebagai Sumpah Pemuda.
Berikut ini teks atau naskah asli Sumpah Pemuda selengkapnya :
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia