Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengembang Sulsel Optimis Pertumbuhan Real Estate Reborn

Sejak 2013, pertumbuhan total ekonomi kategori real estate terus mengalami penurunan.

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Mahyuddin
Ilustrasi perumahan 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel belum lama ini merilis pertumbuhan real estate di Sulawesi Selatan lima tahun terakhir.

Sejak 2013, pertumbuhan total ekonomi kategori real estate terus mengalami penurunan.

Di 2013 misalnya, pertumbuhan real estate di Sulsel di angka 8,98 persen, 2014 turun di angka 7,97 persen, 2015 turun lagi 7,39 persen, 2016 kembali turun 6,67 persen, dan di 2017 turun dengan pertumbuhan 4,48 persen.

Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah menuturkan, total nilai ekonomi kategori real estate tercatat sebesar Rp 16,15 triliun.

"Dengan angka itu kontribusi terhadap total ekonomi Sulsel pada 2017 sebesar 3,86 persen," katanya ditemui di Focus Group Discussion terkait Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi fisik di Gammar Hotel Jl Metro Tanjung Bunga, Makassar, belum lama ini.

Baca: Pemerintah Perketat Aturan Bisnis Industri Properti

Kontribusi kelompok real estate di Sulsel, mengalami pasang surut. Di 2013 kontribusinya terhadap total ekonomi Sulsel di angka 3,83 persen, 2014 naik 3,87 persen, 2015 kembali naik 3,99 persen.

"Namun 2016 mengalami penurunan 0,01 persen di angka 3,98 persen, dan di 2017 kembali turun di angka 3,86 persen," kata Yos sapaannya.

Bagaimana di 2018? Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Sulsel M Sadiq yang dihubungi Kamis (25/10/2018) menuturkan, pertumbuhan real estate di Sulsel tahun ini seharusnya naik.

"Kalau saya harusnya naik karena harga property di 2018 naik di semua produk property," katanya.

Ia memprediksi pertumbuhan real estate di Sulsel lebih dari tahun lalu yakni di atas 4,48 persen.

"Insya Allah tidak di bawah 5 persen. Apalagi masih ada 2 bulan tersisa di tahun ini, dan bank untuk produk property gencar-gencarnya membiayai pengembang dan debitur," katanya.

Baca: Kisah Sukses Saudagar Bugis Bangun Bisnis Properti di Bumi Maleo Gorontalo

Ketua DPD Pengembang Indonesia (PI) Sulsel, Yasser Latief saat dihubungi Kamis (25/10/2018) menuturkan, tahun ini sektor property agak lambat. Ini ditandai serapannya hingga September hanya Rp 1,9 triliun dari target 6 triliun tahun ini.

"Beberapa hal yang membuat ini melambat salah satunya regulasi baru yang dikeluarkan pemerintah pada saat tahun berjalan, yang lebih memperketat penjualan dan kepemilikan rumah subsidi," kata Yasser.

Ia pun menilai, pertumbuhan real estate dengan kondisi saat ini masih akan naik dari tahun lalu.

"Ini dikarenakan realisasi nasional data PPDPP PUPR, posisi Sulsel pada urutan ke-5 serapan dananya. Target PUPR tahun ini Rp 6 T baru realisasi Rp 1,9 triliun per September 2018 yang didominasi rumah subsidi. Penjualan Komersil nyaris stagnan," katanya. (Aly)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved