Gempa Palu Donggala
Makan Bakso di Sekitar Pantai Talise, Begini Cerita Korban Selamat Gempa dan Tsunami Palu
Guncangan gempa dan tsunami membuat ibu satu itu harus meninggalkan Kota Palu karena takut bencana susulan.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Mahyuddin
Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bencana gempa 7,4 SR yang disusul tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) 28 Oktober 2018 lalu, masih membawa duka mendalam bagi para korban yang selamat.
Banyak cerita harus dibalik bencana itu sehingga mereka bisa selamat dari guncangan gempa dan terjangan ombak setinggi tiga meter.
Cerita haru ini di antaranya datang dari Ibu Nia (32).
Guncangan gempa dan tsunami membuat ibu satu itu harus meninggalkan Kota Palu karena takut bencana susulan.
Saat ditemui di Bandara Kota Palu, Minggu (14/10/2018), Nia menceritakan perjuangannya untuk menyelamatkan diri dari bencana itu.
Baca: Cerita Pengungsi Korban Gempa dan Tsunami Donggala, Lari ke Gunung dan Cuma Makan Pisang
Kala gempa, Nia berada di rumah makan Bakso Solo sekitar Anjungan Pantai Talise bersama dengan suaminya.
"Waktu itu kami baru mau bayar setelah habis makan, tiba tiba ada gempa. Rasanya kayak diblender. Saya pun sempat terjatuh, " kata Nia.
Nia sempat masuk dalam mobil dan mencoba meninggalkan lokasi warung makan. Tetapi mobil mereka tak bisa menyala.
Tak lama kemudian, tsunami tampak dari kejauhan.
Nia dan suaminya pun keluar dan lari menuju gedung perkantoran yang tidak jauh dari rumah makan bakso.
Hanya sekitar 50 meter, air laut langsung ikut menyeret mereka sampai depan gedung.
Beruntung mereka masih bisa berdiri dan berlari lagi.
Baca: Cerita Pasha Pascagempa, Hanya Temukan Mie Instan di Dapur Rujab Wawali Kota Palu
"Sempat ikut terseret beberapa meter, sampai kami diselamatkan seorang muda di sebuah gedung dan menarik kami ke atas" sebutnya.
Waktu kejadian, Nia tidak bisa lagi berbuat apa-apa kecuali hanya meminta tolong .
Tasnya yang berisi gawai dan uang dibuangnya.
Kota Palu merupakan daerah yang mengalami dampak gempa dan tsunami terparah. Tercatat 1.682 orang meninggal.(san)