Tips Agar Bantuan Anda untuk Korban Gempa dan Tsunami Palu-Donggala Tak Dijarah
Penyaluran bantuan untuk korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah sedang dibayang-bayangi
TRIBUN-TIMUR.COM - Penyaluran bantuan untuk korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah sedang dibayang-bayangi aksi penjarahan di Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat atau perbatasan kedua provinsi tersebut.
Warga yang mengaku sebagai korban gempa bumi menjarah sebagian bantuan di mobil pengangkut logistik bantuan yang melintas.
Alasannya, karena mereka lapar dan tak memiliki bahan makanan usai gempa melanda.
Sejumlah bantuan pun tak sampai di tujuan awal dan tepat sasaran lantaran terlebih dahulu dijarah dalam perjalanan.
Bagi anda yang ingin menyalurkan bantuan melalui jalur darat, perlu mengetahui tips agar tak jadi sasaran penjarahan.
Satu di antara yang banyak dipakai adalah meminta bantuan pengawalan dari petugas kepolisian saat melintas di daerah rawan penjarahan.
Namun, mungkin ini cukup merepotkan polisi jika harus mengawal semua mobil pengangkut logistik bantuan.
Lalu, ada cara lain yang bisa dicoba, yakni menyisihkan sedikit bantuan kepada warga yang berpotensi melalukan penjarahan di jalan raya.
Ini sudah dibuktikan relawan dari Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Muslim Indonesia, Senin (1/10/2018) kemarin.
Baca: Update Gempa dan Tsunami di Palu - Donggala: 35 Mahasiswa FTI UMI Berangkat Jadi Relawan
Rombongan relawan FTI UMI yang membawa logistik bantuan melintas dari Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, melewati Donggala, hingga sampai Palu tanpa pengawalan polisi.
"Bagilah sedikit makanan dan minuman yang anda angkut dan bawa, karena mereka tidak minta banyak. Mereka hanya (minta) untuk nyambung hidup. Sangat manusiawi saya kira jika mereka meminta bantuan dari rombongan bantuan yang lalu lalang di hadapan mereka," kata Dekan FTI UMI, Zakir Sabara H Wata usai menerima laporan perjalanan dari relawan FTI UMI, Selasa (2/10/2018).
Pemicu lain penjarahan, lanjut kata Zakir, karena setiap mobil pengangkut logistik bantuan melintas, jarang ada yang menyisihkan sedikit bantuannya.
Semuanya ingin dibawa ke Palu dan Donggala, padahal ada korban bencana lainnya di Mamuju.(*)