Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

CITIZEN REPORTER

Unhas Lawan Kecanduan Gadget pada Anak dengan Seni Decoupage

Dalam pelatihan ini media yang digunakan adalah limbah sampah botol kaca dan plastik yang dijadikan hiasan cantik.

Editor: Jumadi Mappanganro
handover
Tim Hibah Pengabdian Masyarakat Unhas latih pelajar Seni Decoupage di salah satu SD Kompleks Unhas, Tamalanrea, Makassar, beberapa hari lalu. 

Arnis Puspitha
Dosen Fakultas Keperawatan Unhas
Melaporkan dari Kota Makassar

Tim Hibah Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin telah melaksanakan Pelatihan Seni Decoupage yang dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan gadget pada anak.

Kegiatan ini dilaksanakan dua tahap. Tahap pertama digelar pada Sabtu (1/9/2018) lalu.

Berlangsung di SD Inpres Kampus Unhas dan SD Inpres Kampus Unhas 1. Sekolah ini berada dalam kompleks Perumahan Dosen Unhas, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar.

Pada tahap ini peserta pelatihan terdiri atas para guru dari dua sekolah tersebut yang berjumlah 19 orang.

Pada pelatihan ini, peserta membuat botol-botol bekas menjadi hasil karya seni yang indah.

Baca: Taruna PIP Makassar Belajar Jurnalistik di Tribun Timur

Baca: 2 Menit Kepulan Asap Tampak di Terminal Bandara Sultan Hasanuddin, Ini Penyebabnya

Tahap kedua dilaksanakan pada Sabtu (22/9/2018) lalu. Menghadirkan 83 peserta yang berasal dari siswa kelas 4, 5 dan 6.

Kegiatan dilaksanakan secara bersamaan pada dua kelas di SD Inpres Kampus Unhas dan SD Inpres Kampus Unhas 1.

Selain Nurhaya Nurdin, instruktur kegiatan ini juga diisi oleh Andi Juwita Amal, Dosen Psikologi Unhas.

Anggota Tim Hibah Pengabdian Masyarakat beserta guru-guru yang lebih dulu mengikuti pelatihan turut serta menjadi fasilitator mendampingi para siswa dalam merangkai seni decoupage.

Berbagai hasil seni decoupage siswa menunjukkan semangat dan jiwa kreatifitas mereka dalam merangkai barang-barang bekas yang mereka hias.

Melalui survey tertulis yang dibagikan kepada para siswa pada akhir sesi, hampir 100% siswa mengatakan sangat senang dengan pelatihan ini.

Mereka berencana akan melanjutkan kegiatan ini di rumah. Bahkan peserta berkeinginan mengajarkan kepada orang lain yang belum mengenal decoupage.

Besar harapan tim hibah bahwa kegiatan ini pada akhirnya akan menjadi alternatif kegiatan menyenangkan yang dapat mengurangi aktivitas mereka bermain gadget.

Decoupage berasal dari bahasa Prancis yaitu decouper yang artinya memotong.

Sebuah bentuk seni atau kerajinan yang menggunakan potongan-potongan kertas bermotif yang ditempel pada objek dan selanjutnya dilapisi dengan pernis.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved