Rupiah Melemah, Puluhan Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Kantor DPRD Barru
Selama enam bulan terakhir, sedikitnya 18 pabrik tekstil telah berhenti beroperasi dan merumahkan karyawannya.
Penulis: Akbar | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunBarru.com, Akbar HS
TRIBUNBARRU.COM, BARRU - Puluhan mahasiswa dari berbagai aliansi menggelar unjuk rasa di jalan raya tepatnya di depan kantor DPRD Barru Jl Sultan Hasanuddin, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Jumat (21/9/2018) sore.
Organisasi yang terlibat dalam aksi itu yakni IMM Barru, BEM STKIP Muhammadiyah Barru, STIA Algazali Barru dan Kerukunan Mahasiswa Barru (Kembar).
Aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Barru merupakan lokasi kedua setelah sebelumnya mahasiswa menyuarakan aspirasinya di Tugu Ppayung Barru.
Koordinator Lapangan (Koorlap), Jhoni Sarjono mengungkapkan, aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa karena prihatin terhadap kondisi perekonomian yang terjadi di Indonesia saat ini.
Menurutnya, melemahnya nilai rupiah yang mencapai pada level Rp 14.847 per dolar telah membuat masyarakat Indonesia semakin sengsara.
"Lemahnya rupiah ini mengakibatkan bahan baku semakin naik sehingga masyarakat semakin terpuruk dan sengsara. Bukan hanya itu, hal ini juga berdampak buruk pada pengusaha tekstil di Indonesia," kata Jhoni.
Dia menuturkan, lemahnya nilai rupiah mengakibatkan pengusaha tekstil di Indonesia harus mengurangi jumlah produksi karena penjualan semakin berkurang.
Imbasnya, para karyawan pun tidak bisa mendulang penpadatan yang banyak. "Selama enam bulan terakhir, sedikitnya 18 pabrik tekstil telah berhenti beroperasi dan merumahkan karyawannya," tuturnya.
Baca: Rupiah Melemah, LMND Makassar Minta Ganti Haluan Ekonomi
Baca: Hari ini Rupiah Menguat di Posisi Rp 14.839 per Dolar AS
Selain itu, Jhoni juga menyoroti soal impor besar yang terus dilakukan di Indonesia. "Dampak jika dilakukan impor beras pada para petani Indonesia, mengakibatkan anjloknya harga gabah sehingga petani lokal merugi," ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa mahasiswa juga prihatin terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA) yang semakin banyak dan dipermudah masuk ke Indonesia.
Dari berbagai persoalan tersebut, mahasiswa pun menyampaikan beberapa tuntutan. "Melalui DPRD Barru, kami meminta agar mendesak pemerintah untuk menstabilkan dan memperkuat ekonomi negara," ujarnya.
Mahasiswa juga menuntut agar DPRD Barru menyampaikan aspirasi ke pemerintah untuk menghentikan impor beras.
"Kami juga mendesak agar pemerintah tegas terhadap Perpres nomor 20 tahun 2018, tentang penggunaan tenaga kerja asing," tegasnya.
"Apa yang kami sampaikan ini semoga bisa didengar oleh DPRD Barru untuk ditindaklanjuti ke pemerintah pusat. Sehingga ke depan kita berharap, permasalahan yang terjadi di negara kita saat ini dapat teratasi dan masyarakat bisa sejahtera," tuturnya.
Pantauan TribunBarru.com, aksi unjuk rasa tersebut berlangsung aman. Unjuk rasa mahasiswa dikawal oleh sejumlah petugas Satpol PP dan beberapa anggota Polres Barru.(*)