Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Sulsel Ikut Tolak Deklarasi #2019 Ganti Presiden
Gerakan itu muncul dua hari pasca-pengumuman deklarasi oleh Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB) Sulsel, Jumat (3/8).
Penulis: Abdul Azis | Editor: Nurul Adha Islamiah
Laporan Wartawan Tribun Timur Abdul Aziz Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aliansi Pemuda dan Mahasiswa se-Sulawesi Selatan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menolak rencana deklarasi #2019 Ganti Presiden di Monumen Mandala, Makassar, Minggu (9/8/2018).
Gerakan penolakan itu kalipertama muncul pada Minggu (5/8) kemarin di Makassar. Gerakan itu muncul dua hari pasca-pengumuman deklarasi oleh Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB) Sulsel, Jumat (3/8).
"Kami dari aliansi pemuda dan mahasiswa di Sulsel dengan tegas menyatakan, menolak politisi umat dalam momentum Pilpres 2019 nanti. Karena rentan timbulnya konflik SARA," ujar Ketua PPI Sulsel Taqwa Bahar, Kamis (9/8/2018).
Sementara Wakil Sekretaris DPD I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Selatan Aswadi menyatakan, gerakan ganti Presiden merupakan gerakan provokasi.
"Gerakan ganti Presisen adalah gerakan inconstitutional. Gerakan yang bisa memecah belah umat di Sulsel," kata Aswadi.
Hal senada dikatakan perwakilan Senat Mahasiswa UIN Alauddin Makassar, Erlan Razak. Menurunya, gerakan itu malah akan berdampak negatif pada masyarakat Sulsel.
"Kami menolak gerakan seperti itu. Gerakan ulama malah akan berdampak negatif pada masyarakat umum. Deklarasi itu bagian aksi memprovokasi masyarakat Sulsel untuk tidak memilih calon petahana, padahal kan tahapan Pemilu belum jalan," jelasnya.
Terpisah, Pengamat Sosial Budaya, Muhammad Rivaldi, menegaskan bahwa Budaya Sulsel jelas sangat kental yang namanya, sipakatau, sipakalebbi, dan sipakkainge.
"Jangan sampai gerakan itu kemudian memecah ummat di Sulsel. Para pemuka agama tidak usahlah kemana-kamana, cukup doakan yang terbaik untuk NKRI. Intinya kami ingin Sulsel aman," jelasnya.(ziz)