Ini Alasan UNM Skorsing 6 Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Pihak fakultas selanjutnya mengambil langkah tegas dengan harapan memberikan efek jera kepada mahasiswa tersebut.
Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Komisi Disiplin (Komdis) Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makassar (UNM) resmi menjatuhkan skorsing terhadap enam mahasiswanya.
Keenam mahasiswa tersebut dua di antaranya diskorsing selama dua semester yakni, Supianto dan Oki Sunjaya. Sedangkan empat lainnya diskorsing selama satu semester yakni, Muammar, Irwan, Sumartono dan Imran.
Keenam mahasiswa tersebut kata Humas UNM Burhanuddin, diskorsing lantaran banyak melakukan kesalahan akademik termasuk pelanggaran etika.
“Ini sudah melalui proses yang panjang sejak April lalu, bukan hanya pelanggaran etika tapi secara akademik perolehan IPK mereka juga di bawah rata-rata, bahkan pembimbing akademik juga sudah kewalahan karena sikap keras dan acuh tak acuh mahasiswa ini, sehingga pembimbing akademiknya menyerahkan mereka kembali ke prodi," kata Burhanuddin.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi , Muhammad Azis, mengatakan skorsing yang dilakukan bukan tanpa alasan. Pelanggaran yang dilakukan keenam mahasiswa tersebut merupakan pelanggaran akademik, yakni pelanggaran etika.
Pihak fakultas selanjutnya mengambil langkah tegas dengan harapan memberikan efek jera kepada mahasiswa tersebut.
“Jadi bukan masalah demonya, mahasiswa berhak melakukan demo termasuk menuntut transparansi anggaran hanya saja harus dengan etika yang sesuai. Masa langsung masuk keruangan dekan berteriak-terik pake pengeras suara sementara saya ada di ruangan, baru waktu itu saya juga sedang menerima tamu, bagi saya ini sudah tidak beretika,"kata Dekan Muhammad Aziz.
Adapun skorsing yang dijatuhkan berdasarkan hasil rapat bersama komdis.
“Jadi hasil komdis kita senatkan kemudian kita putuskan untuk menerbitkan SK skorsing untuk memberikan efek jera karena melihat anak-anak sudah tidak mengikuti aturan akademik,”tutup Muhammad Aziz. (*)