Sejumlah Tokoh Mulai Berdatangan di Kediaman Alm Muhammad Saleh Nurdin Agung
Jenazah mantan orang nomor satu Enrekang tersebut bakal dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Enrekang
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan TribunEnrekang.com Muh Azis Albar
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG -Mantan bupati Enrekang periode 1983-1988, Alm Kolonel Purn. H. Muhammad Saleh Nurdin Agung telah meninggal dunia hari ini, Senin (18/6/2018) pagi.
Jenazah mantan orang nomor satu Enrekang tersebut bakal dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Enrekang, Jl Pahlawan, Kecamatan Enrekang.
Olehnya itu, para keluarga dan kerabat beliau mulai sibuk melakukan persiapan untuk menyemayamkan beliau di rumah duka di Cakke, Kelurahan Lakawan, Kecamatan Anggeraha, Kabupaten Enrekang.
Pantauan TribunEnrekang.com, beberapa tenda dan juga kursi tamu sudah berdiri dan tersedia di rumah duka.
Selain itu, terlihat pula beberapa kerabat dekat dan sejumlah tokoh mulai berdatangan ke rumah duka.
Tokoh-tokoh seperti mantan Wakil Bupati Enrekang periode 2008-2013, H Nurhasan, Legislator Hanura, Andi Hendra, Legislator PKS, Bachtiar Siampa, Kepala DPMPTSP, Harwan Sawati serta mantan bakal calon bupati, Saleh Rahim sudah tampak di rumah duka.
Saat ini jenazah beliau sedang dalam perjalanan menuju rumah duka di Cakke, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang dari Kota Makassar menggunakan ambulance untuk disemayamkan.
Rencananya akan dilakukan upacara militer sebelum jenazah beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Enrekang, Kecamatan Enrekang.
Alm Kolonel Purn. H. Muhammad Saleh Nurdin Agung wafat di kediamannya, di Jl Monumen Emy Saelan, Kompleks Chokonuri, Kota Makassar, Senin (18/6/2018) pukul 06.00 Wita pada usia 85 tahun.
Beliau wafat atas penyakit jantung yang dideritanya.
Alm Kolonel Purn. H. Muhammad Saleh Nurdin Agung lahir di Sossok Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, 17 Agustus 1933.
Beliau pernah menjabat Ketua DPRD Enrekang tahun 1981-1982, kemudian menjabat Bupati Enrekang periode 1983-1988.
Setelah itu, beliau juga pernah menjabat Anggota DPRD Tingkat 1 Provinsi Sulsel fraksi Golkar tahun 1988.
Beliau juga berjaza dalam perjuangan pembebasan Irian Barat dan mendapatkan penghargaan Bintang Gerilya.
Beliau meninggalkan seorang istri dan delapan orang anak, yang terdiri lima perempuan dan tiga laik-laki.