Rektor UNM Tetap Makan Sahur Hingga Adzan Subuh, Ini Prinsip Imsak Prof Syam!
"Bapak mengajari saya bahwa waktu mulai bertahan ketika masuk waktu Subuh. Dan sampai sekarang saya masih makan sampai Azan Subuh,” jelas Prof Syam.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Dr Husain Syam dilahirkan dan dibesarkan di tengah keluarga Islami di Kanang-Polman, Sulawesi Barat (Sulbar).
Kedua orangtuanya mendidik dan mengajarkannya berpuasa sejak dia masih duduk di bangku sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah (MI) Darud Dakwah Wal Irsyad (DDI).
“Sejak SD dan MI saya dididik orangtua saya yang keduanya guru agama Islam. Bapak saya guru agama di SD dan ibu saya guru sekolah Arab sore hari. Saya mulai berpuasa sejak kelas 1 SD,” kata Prof Syam, sapaan Husain, Sabtu (9/6/2018) dini hari.
Prof Syam terpilih menjadi Rektor UNM Periode 2016-2020, 3 Maret 2016. Dekan Fakultas Teknik UNM ini mengungguli dua kandidat lainnya, Prof Dr H Wasir Thalib MS dan Prof Dr H Heri Tahir MH, dalam Pemilihan Rektor (Pilrek) UNM di Ruang Senat Lt 14 Menara Pinisi, Jl AP Pettarani, Makassar.
Terpilihnya Prof Husain “memutus” mata rantai “dinasti” Sinjai di UNM. Empat periode terakhir, 1999-2016, UNM dipimpin akademisi asal Sinjai.
Prof Dr M Idris Arief MS yang menggantikan Prof Dr Syahruddin Kaseng, akademisi asal Pangkep, memimpin UNM hingga 2007. Prof Idris digantikan oleh “sekampungnya”, Prof Dr Arismunandar MPd.
Prof Husain dikenal Guru Besar berwatak tegas. Dia dibesarkan di tengah keluarga petani di Kampung Kanang, Polewani Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar). Orangtuanya, Syamsul Qomar (almarhum), adalah tokoh DDI di Polman.
Syamsul mengenalkan makna puasa kepada Syam sejak kecil.
“Orangtua membolehkan saya puasa setengah hari. Terkadang juga saya puasa full sehari penuh dan kalau saya puasa full sehari orangtua memberi apresiasi ke saya. Itu berlangsung sampai kelas 3 SD,” ujar Prof Syam.
Sejak kelas IV SD, Syam sudah diharuskan puasa penuh, dan itu dia lakukan sampai sekarang.
“Yang mengesankan saya berpuasa di masa kecil bersama orangtua sampai naik kelas 2 SMA, karena sejak Kelas 2 SMA saya pindah ke SMA 6 Ujungpandang, adalah sahur bersama adik- kakak dan orangtua,” jelas Prof Syam.
Di awal Ramadan, saat sahur pertama, Syamsul mengingatkan pada Syam dan saudara-saudaranya untuk berniat puasa sebulan penuh.
“Diawali sahur pertama dipimpin niat oleh orangtua dengan niat berpuasa di Bulan Ramadan sebulan penuh. Begitu niat yang dipimpin oleh bapak saya. Dan sejak dulu bapak saya mengajari saya tidak mengikuti waktu Imsak. Bapak saya tidak mengenal Imsak, tapi mengajari saya bahwa waktu mulai bertahan ketika masuk waktu Subuh. Dan sampai sekarang saya tidak kenal imsak. Imsak saya masih makan sampai masuk Azan Subuh,” jelas Syam.
Tiga tahun terakhir, Syam melakoni puasa sebagai Rektor UNM. Sebagai rektor, Syam dijadwalkan mengisi ceramah awal Ramadhan di masjid dan musala UNM.
“Materi ceramah yang selalu saya bawakan sesuai waktu yang dijadwalkan pada saya awal Ramadan, adalah fadhilah Ramadan dan mengajak memaknai Ramadan secara serius dan bersungguh-sungguh. Saya selalu ingatkan agar selalu bertekad menjalani Ramadan yang paling berkualias seakan yang terakhir dalam hidup karena tidak ada yang bisa menjamin kita masih dipertemukan denhan Ramadan yang akan datang,” jelas Prof Syam.