Tetangga Ungkap Perilaku Kurang Terpuji Keluarga Pembom Gereja di Surabaya Semasa Hidup
Pihak kepolisian langsung melakukan penggeledahan di rumah keluarga terduga pelaku pemboman bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pihak kepolisian langsung melakukan penggeledahan di rumah keluarga terduga pelaku pemboman bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.
Rumah yang berada di Wisma Indah Jalan Wonorejo Asri XI blok K, nomor 22 digeledah Tim Densus 88, dan menemukan sejumlah barang yang cukup mencengangkan.
Polisi berhasil mengamankan sejumlah bahan yang digunakan untuk merakit bom bunuh diri.
1. Temukan Bahan Peledak
Dikutip dari Tribun Jatim, Densus 88 Mabes Polri disampaikan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan menemukan styrofoam dan bahan peledak.
"Kami menemukan styrofoam di rumah tersangka yang sama dengan peledakan di bom Jalan Arjuno. Styrofoam ini untuk memperbesar pembakaran, info dari Jibom itu," kata Rudi.
Selain itu, polisi juga menemukan serbuk peledak seperti belerang, black powder, aseton H2O, dan korek api kayu.
"Itu bahan peledak di dalam plastik dan pipa. Ada dokumen dan pesan tertulis juga," jelas Rudi.
2. Temukan Panah
Di dalam rumah tersebut juga ditemukan tempat busur panah, anak panah, juga papan panah.
Menurut Kombes Pol Rudi Setiawan, kondisinya seperti keluarga tersebut sering menggunakannya.
Rumah tersangka pengeboman ditemukan berkat kerjasama Densus 88, Polda jatim, dan Polrestabes Surabaya sejak pukul 18.00 WIB lalu.
3. Rumah Berantakan
Polisi terus melakukan olah TKP di rumah terduga pelaku bom bunuh diri terhadap tiga gereja di Surabaya.
Kombes Pol Rudi Setiawan, Kapolrestabes Surabaya menjelaskan saat masuk ke rumah tersangka, rumah dalam kondisi berantakan.
Pihaknya juga menemukan stereofom yang sama, yang digunakan pelaku untuk meledakan bom di Gereja Jalan Arjuno.
"Styrofoam ini digunakan untuk memperbesar pembakaran," kata Rudi.
4. Pernah Dimarahi Tetangga
Sebagai warga kampung itu, Dita bekerja tak tetap.
Dia pernah bekerja sebagai pembuat jamu.
Kemudian, ia menjadi pembuat minyak kemiri.
"Dulu pernah limbahnya dibuang di got. Tetangga-tetangga marah," tambahnya.
Empat anak Dita pun masih bersekolah.
Satu masih di jenjang SMA, satu jenjang SMP, dan dua jenjang SD.
5. Jadi Tempat Silat
Menurut tetangga, Adi, sejak dulu, istri dan anak-anaknya tidak pernah berkumpul dengan warga sekitar.
Mereka cenderung tertutup hidup di dalam rumah jika tak ada kegiatan keluar kampung.
"Rumah itu tidak ada tenggangganya yang pernah masuk. Dia kalau ke rumah saya, saya persilakan. Tapi dia tidak pernah (mengajak orang ke rumahnya)," tutur dia.
Pernah suatu ketika Adi punya perlu dengan Dita. Ia pun mendatangi rumahnya, tapi rumah selalu dalam keadaan terkunci.
Lalu, pernah dua tahun lalu rumah Dita dipakai untuk latihan silat orang-orang dari luar.
Adi mengetahuinya dari laporan satpam. Ia pun tak pernah mengganggap hal itu sebagai hal yang mencurigakan.(*)
Berita ini telah tayang pada TribunJakarta.com dengan judul Pekerjaan Bomber Gereja Jadi Sorotan, Dari Buat Jamu Hingga Olah Minyak Kemiri, http://jakarta.tribunnews.com/2018/05/13/pekerjaan-bomber-3-gereja-jadi-sorotan-dari-buat-jamu-hingga-olah-minyak-kemiri?page=all&_ga=2.138607475.1719885175.1526300433-789116753.1520358217.
Editor: Ade Mayasanto