Curhat Orang Tua Siswa Calon Polisi, Polda Sulsel Bentuk Tim ke SPN Batua
Polda Sulsel pun membentuk tim, dan langsung memulai menelusuri sumber permintaan dana itu
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Soal adanya orang tua siswa SPN Batua yang curhat, soal anaknya yang sering pulang membawa Kwitansi permintaan dana.
Polda Sulsel pun membentuk tim, dan langsung memulai menelusuri sumber permintaan dana itu. Apakah dari SPN atau berasal dari kelompok siswa SPN.
Hal tersebut diungkapkan Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani lepada tribun timur melalui sambungan telepon, Senin (22/1/2018) malam.
"Soal itu kami sudah buat tim untuk ke SPN Batua, menanyakan apakah dana tersebut dari SPN untuk siswa atau apa, dan itu bukan dari SPN," ungkap Dicky.
Sebelumnya, Dicky mengaku terkait pembayaran melalui kertas kwitansi yang dimintai pihak internal SPN Batua ke para siswa, itu sangat tidak benar.
Lanjutnya, ada memang kwitansi yang diminta tapi itu dari kelompok siswa di SPN yang membuat. Karena tida ada kelompok atau organisasi selain Polri.
"Sah-sah saja, kalau mereka membuat kelompok dan organisasi tapi itu diluar polri. Karena tidak ada anggaran untuk buat organisasi siswa SPN," lanjutnya.
Sebelumnya, tanggal 16 Januari lalu. Tribun Timur menerima surat dari orang tua siswa SPN Batua yang curhat soal adanya kwitansi yang dibawa anaknya.
Akibat kwitansi yang sering dibawa dari anaknya. Orang tua itu terpaksa menjual motor untuk menutupi biaya dari dalam kwitansi yang diminga dari SPN Batua.
Bahkan, bukan saja motor yang dijual. Tapi Kalung dan cincin perkawinan ibu dan ayah dari siswa itu sudah masuk di pegadaian untuk menutupi biaya ini.
"Saya dan keluarga ingin ada anak yang jadi polisi. Tapi kalau harus menjual lagi motor yang saya pakai mengajar, saya sepertinya merasa sangat tersiksa,".
Menurut cerita anak saya dan temannya yang pernah ke rumah untuk bermalam, pungutan biaya itu diberitahu setelah mereka lakukan upacara atau apel. (*)