Forum Dosen: PKS-PDIP Anomali di Pilgub Sulsel, Mengapa Guru Besar ini Ingatkan untuk Hati-hati
Pilgub Sulsel dinilai terindikasi untuk melemahkan posisi JK di level nasional
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -
Diskusi Forum Dosen di redaksi Tribun Timur, Rabu (3/1/2018) sore, disebut-sebut paling seru di antara sekian kali diskusi akademisi paguyuban akademisi ini.
Diskusi yang dihadiri empat profesor dan sembilan dosen senior itu pun kadang melenceng dari tema, Refleksi Serta Proyeksi 2018 Lokal dan Nasional Seperti Apa?
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas, Dr Ridwan M Thaha, mengurai pandangan kritisnya tentang posisi Sulsel dalam kancah politik nasional dan posisi Pilgub Sulsel dalam Pilpres 2019.
Pendapat Ridwan Thaha agak berbeda dengan sejumlah dosen lainnya. Dia menilai, peta Pilgub Sulsel 2018 menunjukkan bahwa Sulsel tidak dipandang sebagai daerah strategis untuk Pilpres 2019.
Ridwan menyebut, bergabungnya PDIP dengan PKS mengusung Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman di Pilgub Sulsel, merupakan anomali politik yang harus diwaspadai.
"Hati-hati dengan ini, jangan kita jumawa menyebiut Sulsel sebagai bandul KTI, apalagi pemimpin KTI, itu lebih buruk lagi. PKS dan PDIP yang menyatu di Sulsel, itu anomali politik, hati-hati dengan ini," jelas Ridwan.(*)
Ada apa sehingga Guru Besar FKM Unhas itu menyebut PKS-PDIP anomali di Sulsel?
Mengapa pula dia menyebut Sulsel kini sudah disederajatkan dengan Papua dan Maluku dalam percaturan politik nasional?
Lalu kenapa Ridwan Thaha menyebut ada upaya melemahkan posisi JK di kancah nasional lewat Pilgub Sulsel 2018?
BACA SELENGKAPNYA DI TRIBUN TIMUR CETAK EDISI MINGGU, 7 JANUARI 2018.