VIDEO: Suasana Pembangunan Rel Kereta Api di Barru
Begitupun dengan mobil truk juga terlihat lalu lalang mengangkut bahan material bangunan menuju ke lokasi proyek tersebut.
Penulis: Akbar | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunBarru.com, Akbar HS
TRIBUNBARRU. COM, BARRU - Proyek pembangunan Rel Kereta Api (RKA) di Kabupaten Barru terus digenjot.
Sejumlah pekerja proyek bangunan terlihat sibuk melakukan aktivitas di lokasi pembangunan RKA tersebut.
Selain itu, beberapa alat berat seperti eskavator dan vibtatory roller tampak dioperasikan.
Begitupun dengan mobil truk juga terlihat lalu lalang mengangkut bahan material bangunan menuju ke lokasi proyek tersebut.
Terkait perkembangan terkini proyek pembangunan RKA jalur Makassar - Parepare itu, pihak Satker enggan memberikan informasi terkait proyek tersebut.
"Saya tidak bisa. Lagi ada rapat, maaf yah," kata Satker pembangunan RKA Barru, Ari Nova saat dihubung tribunbarru.com, melalui via telepon, Selasa (24/10/2017).
Tribunbarru.com, sebelumnya juga dilarang melakukan peliputan di lokasi proyek tersebut oleh pihak keamanan.
"Saya ini dari Marinir Angkatan Laut (AL), saya keamanan di sini utusan dari Kementerian Perhubungan pusat. Dilarang ambil gambar," ujar Marinir yang tiba-tiba datang itu dan menghampiri tribunbarru.com, saat sedang meliput di lokasi proyek, Pekkae, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulsel, Selasa (24/10/2017).
"Untuk masuk meliput di sini, harus ada izin dulu lewat Kementerian perhubungan pusat. Maaf yah, lain kali anda jangan masuk kalau tidak ada Surat Perintah," lanjutnya.
Marinir itu bahkan mengaku, sudah beberapa kali melarang Wartawan meliput di lokasi proyek RKA tersebut.
"Kemarin juga ada Wartawan Metro TV di sini, saya larang juga. Ada juga dari Provinsi yang ngaku utusan SYL juga saya larang. Pokoknya tidak boleh meliput di sini kalau tidak surat izin, kecuali ada kunjungan pejabat baru boleh," ujarnya.
Sementara itu, terkait pembebasan lahan RKA tersebut, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Barru, Bustam mengaku, pembebasan lahan RKA di Barru saat ini sudah sudah mencapai 70-90 persen.
"Sisa lahan yang belum terbayarkan untuk tahap I dan II dan III masih ada sekitar Rp 50 juta. Kemarin belum sempat terbayar karena dananya habis, tapi sekarang sudah ada," kata Bustam kepada tribunbarru.com, Kamis (19/10/2017) beberapa waktu lalu.
Selain karena faktor anggaran, lahan yang belum terbayarkan itu karena sebagian merupakan tanah sengketa.