Memalukan! Pelatih Tim Nasional Malaysia Ini Ditangkap Polisi. Dilaporkan Perkosa Atletnya
Namun korban tindak perkosaan tersebut diketahui tidak masuk dalam skuad SEA Games. Polisi menerima laporan tindak perkosaan ini dari orang tua korban
TRIBUN-TIMUR.COM - Dunia olahraga Malaysia heboh dengan kasus asusila.
Sedianya, pelatih dikontrak untuk mengasah kemampuan atlet mencapai batas maksimalnya.
Namun yang dilakukan pelatih loncat indah nasional Negeri Jiran tersebut justeru sebaliknya; mengagahi atletnya.
Baca: Kasus Suap Rp 6 Miliar, Bupati Cantik dari Golkar Ini Diperiksa KPK Hari Ini. Langsung Ditahan?
Pelatih loncat indah nasional Malaysia asal China ditangkap dengan tuduhan melakukan tindak perkosaan terhadap satu anak didiknya di Kompleks Olahraga Bukit Jalil, Malaysia.
Polisi menangkap pelatih berusia 35 tahun tersebut, Senin (02/10/2017) setelah menerima laporan dari keluarga korban.
"Korban melaporkan peristiwa ini kepada polisi, Minggu (01/10/2017), karena khawatir dengan keselamatan dirinya," kata Kepala Kepolisian Kuala Lumpur, Datuk Amar Singh Ishar Singh dalam pernyataan tertulis.
Baca: Live Streaming TV One Persigo Semeru FC vs Persebaya, Siaran Langsung di HP, Nonton Di Sini
Menurut sebuah sumber, pelatih asal China ini terlibat dalam program SEA Games,"Kita Juara," di mana Malaysia berhasil keluar sebagai juara umum. Pelatih asal China ini telah lima tahun menangani tim Malaysia.
Namun korban tindak perkosaan tersebut diketahui tidak masuk dalam skuad SEA Games. Polisi menerima laporan tindak perkosaan ini dari orang tua korban.
Baca: TERPOPULER: Detik-detik Bocah Tewas di Kolam Hotel, Tips SKD CPNS, dan Soeharto Ditampar
Amar Singh menyebut pelatih asal China tersebut ditangkap di kantor Dewan Olahraga Nasional (NSC), Senin petang. Menurut piminan NSC, Datuk Ahmad Shapawi Ismail mereka akan bekerjasama dengan kepolisian untuk menyingkap kasus ini.
Peristiwa memalukan ini penah terjadi pula beberapa tahun lalu.
Saat itu pelatih atletik nasional, C. Ramanathan dituduh melakukan pelecehan seksual dengan memijat dua atlet di bawah umur. Ia dijatuhi hukuman penjara empat tahun, namun pengadilan banding kemudian memangkas hukumannya menjadi satu tahun.