Inilah Sukitman, Polisi Penemu Lubang Buaya & Saksi Hidup Kekejaman G30S PKI, Simak Kisahnya
Berbicara soal peristiwa G30S PKI, tak lepas dari yang kisah sebuah tempat bernama Lubang Buaya.
TRIBUN-TIMUR.COM-Berbicara soal peristiwa G30S PKI, tak lepas dari yang kisah sebuah tempat bernama Lubang Buaya.
Di sana, jasad para pahlawan revolusi dimasukan ke dalam Lubang Buaya usai disiksa dan dibunuh oleh PKI.
Untuk memperingati pahlawan yang gugur, dibuat lah monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta.
Baca: Jadi Contoh di Masyarakat, Kapolres Mamuju Larang Personel Pakai Knalpot Racing
Di balik itu, ada satu nama yang menjadi saksi hidup dari kekejaman peristiwa mengerikan itu.
Dia lah Sukitman, seorang polisi yang menjadi saksi hidup ketika para jenderal dibunuh secara sadis.
Baca: Ini Peringatan Ketua Bappilu Golkar Luwu Timur Bagi Kader Ogah Menangkan NH-Aziz
Dalam sebuah wawancara yang diunggah oleh akun Subdisjianhubmas Pusjarah TNI, Sukitman menceritakan secara jelas dari awal hingga bagaimana ia melewati peristiwa mengerikan itu.
Ia menceritakan, saat itu 1 Oktober 1965, sekitar pukul 03.00 WIB, ia bersama rekannya sendang berjaga dan patroli malam.
Dengan menggunakan sepeda dan menenteng senjata, ia berpatroli di Seksi Vm Kebayoran Baru (sekarang Kores 704) yang berlokasi di Wisma AURI di Jl. Iskandarsyah, Jakarta, bersama Sutarso yang berpangkat sama, yakni Agen Polisi Dua.
"Waktu itu polisi naik sepeda. Sedangkan untuk melakukan patroli, kadang-kadang kami cukup dengan berjalan kaki saja, karena radius yang harus dikuasai adalah sekitar 200 m,” katanya dalam wawancara.
Saat itu, ia mendengar seperti suara tembakan yang cukup kencang.
Ia pun berinisiatif untuk menuju sumber suara itu.
Baca: Ini Peringatan Ketua Bappilu Golkar Luwu Timur Bagi Kader Ogah Menangkan NH-Aziz
Ternyata suara itu berasal dari rumah Jenderal D.I. Panjaitan yang terletak di Jln. Sultan Hasanudin.