Bawa Kabur Pacar di Hari Iduladha, Semalam di Penginapan, Pemuda Ini Nyaris Bonyok
Pria asal Kelurahan Panaikang, Kecamatan Panakukkang itu, membawa pacarnya NA keluar kota Makassar, yakni di Kabupaten Jeneponto untuk liburan, Jumat
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM - KR (18) nyaris saja bonyok jadi bulan-bulanan pihak keluarga pacarnya, NA (17), di sebuah penginapan, di Jl Toa Daeng, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Minggu (3/9/2017).
Baca: Dari Tanah Suci, Senator Minta Indonesia Tak Lagi Pura-pura Bantu Muslim Rohingya
Pria asal Kelurahan Panaikang, Kecamatan Panakukkang itu, membawa pacarnya NA keluar kota Makassar, yakni di Kabupaten Jeneponto untuk liburan, Jumat (1/9/2017) lalu.
Baca: TERPOPULER: Calon Mertua Tertipu Foto Ganteng, Kabar Mpok Silvi, Hinga Jenderal Polisi Jadi Tani
Keduanya berangkat ke Jeneponto tanpa sepengetahuan dari keluarga NA. Setelah tiba di Kota Makassar, mereka kemudian menyewa dua kamar untuk dua pasangan.
Selain KR dan NA yang kedapatan sedang berduaan di kamar penginapan. Rekan mereka IW (17) dan BA (18) turut diamankan karena keadapatan sedang berada dalam satu kamar.
"Katanya, keluarga cewek yang pergoki di penginapan, pacarnya si cewek ini lalu diamankan ketua RW," kata Kapolsek Panakkukang, Kompol Dodik Susianto.
Dodik menjelaskan, saat ini kasus itu sudah dimediasi antara pihak pria dan keluarga wanita, di ruang Mediasi Centre, Polsek Panakkukang.
Dodik melanjutkan, usai dimediasi, pihak keluarga IW dan BA sepakat agar dalam waktu dekat keduanya dinikahkan. Sedangkan IR dan NA masih dibahas.
"Sudah dimediasi, pasangan IW dan BA sudah siap menikah. Kalau si IR dan NA ini katanya masih dikumpul dulu uang panaiknya," jelas Kompol Dodik.
Sementara itu AD mengaku menyewa penginapan untuk melepas lelah setelah melakukan perjalanan dari Kabupaten Jeneponto ke Makassar “Kami berempat berpasangan, sewa penginapan karena capek pak,” kata AD di Mapolsek Panakukang.
Ia kemudian kepergok oleh pihak keluarga wanita, dan spontan menjadi bulan-bulanan amukan massa yang berdatangan.
“Untung ada yang tolong, kalau tidak saya bisa habis oleh keluarga yang ngamuk, kepala saya dipukul helm,” jelasnya.