VIDEO ON DEMAND
VIDEO: Ngeri, Dua Pendekar Jeneponto Baku Tikam Dalam Sarung
Tradisi mempertahankan siri (malu) itu merupakan prinsip hidup masyarakat Bugis-Makassar.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNJENEPONTO.COM, BINAMU - Tradisi Sitobo Lalang Lipa (baku tikam dalam sarung) dengan menggunakan badik, telah jarang dipertontonkan.
Tradisi mempertahankan siri (malu) itu merupakan prinsip hidup masyarakat Bugis-Makassar.
Aksi menegangkan itu terlihat saat perhelatan Olimpiade Olahraga Sekolah Nasional (O2SN) di Lapangan Passamaturukang, Jl Pahlawan, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Rabu (20/04/2017) sore.
Dua orang remaja dari Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Jeneponto yang memperagakan aksi menegangkan itu.
Keduany bernama Erik Zulkifli dan Ardiansyah.
Mula-mula keduanya yang berseragam serba hitam itu terlihat memasukkan diri dalam sarung.
Musik tradisional suling dan gendang pun mulai ditabuh, pertanda pertarungan segera dimulai.
Masing-masing yang mempersenjatai diri dengan sebilah badik yang diselipkan dalam pinggang pun mulai menghunus badiknya.
Badik terhunus, keduanya pun mulai saling serang dan mempertahankan diri.
Sarung yang digunakan perlahan sobek terkena sabetan badik.
Pelatih Andriani, yang sibuk memainkan musik terlihat menghampiri muridnya itu, khawatir tak dapat mengendalikan diri.
Tiga menit berlalu, sarung yang digunakan sebagai ruang pertarungan pun sobek.
Keduanya masing-masing dapat melindungi diri dan mengakhiri pertarungan.
Sorak tepuk tangan penonton yang menyaksikan bergemuruh.
Begitu pun di tribun utama lapangan, tempat para pejabat Jeneponto duduk.