Puluhan Dosen Unhas Kecam Ormas yang Bubarkan Paksa Diskusi Lentera Negeri
Menyatakan sikap bahwa insiden tersebut adalah ancaman bagi hidup dalam keberagaman.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Simpati terhadap para korban pemukulan dan perampasan laptop serta pembubaran paksa diskusi yang digelar Lentera Negeri terus bertambah.
Kali ini datang dari sedikitnya 42 dosen lintas fakultas di Universitas Hasanuddin (Unhas).
Mereka sekaligus mengecam keras oknum ormas anti Syi'ah di Makassar yang bertindak sebagai pelaku insiden tersebut.
Ke-42 akademisi yang membentuk Solidaritas Dosen Unhas itu menyatakan sikap bahwa insiden tersebut adalah ancaman bagi hidup dalam keberagaman.
Baca: LBH Makassar Minta Polisi Usut Kasus Pembubaran Diskusi Lentera Negeri
"Tindakan sejumlah pelaku juga dinilai sebagai aksi tidak beradab yang sudah tidak sesuai perkembangan zaman," tulis rilis yang diterima tribun-timur.com dari Solidaritas Dosen Unhas, Selasa (18/4/2017).
Baca: Kasus Pembubaran Paksa Diskusi Lentera Negeri Kini Ditangani Satintel Polrestabes Makassar
Insiden dimaksud terjadi saat diskusi di Volunteer Coffee, BTN Antara, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (13/4/2017) malam lalu.
Diskusi tersebut digelar Lentera Negeri, lembaga yang didirikan sejumlah alumni HMI yang bergerak di bidang sosial dan membantu pendidikan anak yatim serta anak kurang mampu di Sulsel.
Peserta diskusi malam itu didominasi mahasiswa. Pembicaranya, Syaharuddin Abbas, alumni Sastra Arab Unhas sekaligus lulusan shirt course University of Al-Ma’had, Al-Islaamy Al-Aly, Karbala, Irak.
Syaharuddin yang juga hafidz ini sehari-hari sebagai pengajar di Pesantren Nurul Junaidiyah Luwu Timur. Pesantren ini diasuh Ketua NU Luwu Timur (Lutim) sekaligus pengurus MUI setempat.
Tema diskusi “Once Upon a Time in Karbala and Irak.” Peserta diskusi didominasi mahasiswa.
Sesuai tema, diskusi ini membahas bagaimana proses mendapatkan beasiswa, pengalaman saat berangkat kuliah hingga beradaptasi di luar negeri.
Namun saat diskusi baru berlangsung sekitar 30 menit, tiba-tiba datang sekelompok orang tak dikenal.
Mereka membubarkan paksa diskusi karena diskusi ini dianggap menyebarkan paham syiah yang oleh kelompok mereka dituding sesat.