Breaking News
Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Meski Janda, Wanita Cantik Asal Sinjai Ini Sukses Bangun Rumah, Umrahkan Orangtua dan Bikin Kios

Sejak pisah dengan suaminya 10 tahun lalu, dia memutuskan untuk mandiri dengan memanfaatkan modal jaringan

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Anita Kusuma Wardana
zoom-inlihat foto Meski Janda, Wanita Cantik Asal Sinjai Ini Sukses Bangun Rumah, Umrahkan Orangtua dan Bikin Kios
HANDOVER
Miftahul Jannah

Laporan Wartawan Tribun Timur, Syamsul Bahri

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Namanya Miftahul Jannah, kelahiran Sinjai 1 Juli 1985 asal, Kelurahan Sangiasserri, Kecamatan Sinjai Selatan, Sulawesi Selatan.

Dia adalah wanita berstatus janda dua orang anak. Tapi bukan janda biasa, dia memiliki perjuangan hidup yang mengalahkan banyak wanita lain di Sinjai.

Sejak pisah dengan suaminya 10 tahun lalu, dia memutuskan untuk mandiri dengan memanfaatkan modal jaringan. Dia pun sukses masuk sebagai karyawan di salah satu mal di Makassar.

Kala itu, Miftahul Jannah hanya bermodalkan kepandaian berkomunikasi dengan baik disertai dengan doa.

Saat merantu di Makassar sempat pindah-pindah supermaket. Dari hasil kerjanya itu digunakan sebagai biaya hidup dan membiayai dua orang putrinya hingga sekolah.

" Kalau saya gajian tak seperti teman-teman yang suka hambur-hamburkan uang ke tempat karaoke dan lain-lain. Tapi saya pakai menabung untuk masa depan dua putri saya," kata Mifta kepada Tribunsinjai.com, Selasa (21/3/2017).

Dari buah kerja kerasnya tersebut, ia sukses membangun sebuah rumah permanen, membawa naik umrah sang orang tuanya hingga kini mulai merintis usaha dengan membuka kios mini market di rumahnya di Babara.

Namun bukan hanya 10 tahun lalu Mifta merasakan getir pahitnya kehidupan. Kala diusia belia, Mifta sudah ditinggalkan oleh seorang ayahnya. Saat-saat membutuhkan kasih sayang dari seorang ayah ia kehilangan.

Mifta saat itu hanya mendapatkan kasih sayang dari ibunya bernama Husna. Mifta sudah terlatih kreatif sejak usia anak-anak. Sebab dia memiliki empat orang bersaudara yang dihidupi oleh seorang ibu.

Melihat kondisi itu, Miftah harus jualan snack di sekolahnya. Dia harus pandai membagi waktu antara jual jajanan dan jam pelajaran. Kebiasaan itulah yang digunakan sampai saat ini hingga sukses membangun rumah pribadi, ibadah umrah, dan sekolahkan anaknya hingga jenjang sekolah menangah pertama.

Untuk tetap dia move on terhadap masalah yang dihadapinya yakni berdoa dan berusaha serta tidak berputus asa?

"Segala di dunia ini sudah diatur olehNya yang penting tak boleh berputus asa. Pasti ada jalannya," katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved