Ini 10 Fakta Hebatnya Marwah Daud Ibrahim, Mengejutkan Kok ‘Diperbudak’ Dimas Kanjeng?
Banyak yang menyayangkan mengapa Marwah bisa terjerumus di padepokan Kanjeng Dimas.
TRIBUN-TIMUR.COM - Marwah Daud Ibrahim disebut-sebut sebagai Ketua Yayasan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Didepan publik perempuan berjilbab ini juga mengakui jika dirinya mengelola pedepokan Dimas Kanjeng.
Banyak yang menyayangkan mengapa Marwah bisa terjerumus di padepokan Kanjeng Dimas.
Marwah sendiri bukanlah sosok asing di telinga rakyat Indonesia.
Namanya sangat dekat dengan perpolitikan di Senayan.
Namun Marwah ternyata lebih dari seorang politikus. Dia adalah sosok terpelajar.
Berikut fakta-fakta tentang perempuan 56 tahun ini:
1. Tiga Periode di DPR RI
Perempuan kelahiran Soppeng, Sulawesi Selatan, 8 November 1956 ini pernah mengemban tugas sebagai anggota DPR RI selama tiga periode dari partai Golkar. Gaya komunikasi politiknya yang menarik, menjadikannya sebagai salah satu representasi perempuan politikus Sulawesi Selatan paling menonjol di gedung parlemen.
2. Dari daerah terpencil
Marwah Daud mengawali hidupnya di pedalaman Soppeng, sebuah kabupaten di wilayah Sulawesi Selatan, sekitar 200 kilometer Utara kota Makasar. Begitu terpencilnya, maka ia terbiasa belajar dengan nyala lampu teplok. Bahkan mengangkat batu dan pasir sebelum berangkat sekolah, dan ikut ke sawah untuk bercocok tanam. Ayahnya, Muhammad Daud adalah seorang guru
3. Juara kelas
Kecerdasannya dikenal sejak sekolah dasar. Ia tak sampai kelas enam, karena begitu menginjak kelas lima ia ikut ujian akhir, dan lulus sebagai juara. Marwah muda kemudian melanjutkan ke SMP Negeri Pacongkang, dan lulus 1970. Selanjutnya ia menginjakkan kakinya ke SPG Negeri Soppeng, Namun di kelas dua dia pindah ke SPG Negeri I Ujung Pandang, lulus tahun 1973.
4. Diundang ke Istana sebagai pelajar teladan
Pada tahun 1974 untuk pertamakalinya dia berkunjung ke Jakarta dan masuk Istana Negara atas undangan Kepala Negara. Ia terpilih sebagai pelajar teladan se-Sulawesi Selatan.