Anda Harus Tahu, Inilah Daftar Terbaru Uang Panai’ Gadis Bugis-Makassar-Mandar dan Kenapa Mahal
Uang panai' menandakan jika menikah pun tak cukup jika hanya bermodalkan cinta.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pada masa Kerajaan Bone serta Gowa dan Tallo, jika ada seorang laki-laki hendak meminang perempuan entah dari kalangan bangsawan maupun bukan, wajib menyerahkan uang panai’.
Jika tidak diserahkan, konsekuensinya adalah pinangan itu jelas ditolak.
Uang panai’ hanya diserahkan kepada perempuan dari suku Bugis, Makassar, dan Mandar.
Uang panai’ dimaksudkan sebagai penanda jika si laki-laki yang kelak akan menjadi suami akan mampu menafkahi istrinya.
Nah, sebaliknya, jika tidak mampu atau memiliki uang panai’, bagaimana mungkin kelak akan memberi nafkah.
Jika mampu memberi uang panai’ berarti siap secara lahir batin untuk membangun bahtera rumah tangga.
Menikah pun tak cukup jika hanya bermodalkan cinta.
Uang panai’ pada esensinya bukanlah uang untuk membeli calon istri.
Uang panai’ adalah uang belanja atau mahar atau uang untuk membiayai pesta yang akan digelar keluarga calon mempelai perempuan.
Namun, seiring dengan perubahan zaman, esensi uang panai’ mulai bergeser.
Awalnya adalah uang belanja, tapi kini bagi sebagian kalangan, uang panai’ menjadi simbol prestise dan gengsi.
Bahkan, ada oknum ambil untung.
Nominal uang panai’ mencitrakan, siapa yang memingang dan siapa yang dipinang.
Menikah di kalangan sebagian orang Bugis, Makassar, Mandar, akhirnya bukanlah perkara mudah dan murah.
Nah, sekarang, jika seseorang ingin meminang, berapa nominal uang panai’ harus diserahkan.