Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Full Day School Bukan Wacana Sensasional, Penting untuk Memperkuat Karakter

Yang diperlukan oleh kita jika gagasan itu diterapkan adalah bagaimana sehingga pendidikan di Sulsel bisa menghasilkan output yang berkarakter kuat

Editor: AS Kambie
dok.tribun
M Imran Hanafi, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur 2006-2010/Dosen HI Fisip Unhas 

M Imran Hanafi
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur 2006-2010/Dosen HI Fisip Unhas
Melaporkan dari Makassar

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Full day school menjadi perbincangan hangat beberapa hari ini. Beragam komentar disampaikan berbagai kalangan terhadap rencana tersebut.

Full day school merupakan ide yang sangat bagus dalam rangka memperkuat karakter anak-anak Indonesia. Apalagi karakter menjadi bagian dari visi Nawa Cita Presiden Jokowi.

Wacana yang dilontarkan Mendikbud tersebut sepatutnya dicermati sembari memberikan masukan konstruktif sehingga dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Wacana tersebut bukanlah hal yang sensasional karena ia berdasar pada alasan yang jelas, keperluan memperkuat karakter anak didik.

Yang diperlukan oleh kita jika gagasan itu diterapkan adalah bagaimana sehingga pendidikan di Sulawesi Selatan bisa menghasilkan output yang berkarakter kuat agar dapat berkompetisi baik di tingkat regional maupun internasional. Kita tidak bisa lagi sekedar menangani pendidikan secara biasa. Harus dilakukan dengan cara luar biasa.

Sebenarnya full day school bukanlah hal baru bagi banyak sekolah swasta. Banyak diantara sekolah swasta beraktivitas sampai pukul 4-5 petang. Bahkan, bukan hanya full day school tapi bahkan kita sudah lama mengenal boarding school.

Ide awal Mendikbud tersebut tentunya belum bisa dinilai lebih jauh karena belum jelas batasan apa dan bagaimana yang dimaksud full day school itu. Berapa jam pelaksanaannya dan bagaimana keragaman aktivitas anak selama berada di sekolah.

Demikian juga, sejauh mana praktek penerapannya pada setiap jenjang sekolah, harus jelas. Karena tentu pada jenjang SD berbeda dengan SMP, SMA, dan SMK. Belum lagi kesiapan sekolah dan guru.

Bila full day diterapkan, maka kegiatan ko-kurikuler yang memperkaya soft skill anak, harus diperbanyak, baik sekolah yang ada di kota maupun di desa. Sekolah di kota dan di desa, diperbanyak dengan latihan dan jenis olah raga dan musik. Keterampilan pun bisa diperbanyak.

Anak di desa yang daerahnya pertanian, sejak awal dapat diajari ketrampilan sederhana terkait pertanian. Dan itu berbeda dengan anak yang bersekolah di daerah perikanan, perdagangan, atau anak yang bersekolah di perkotaan.

Dengan demikian, anak di desa dan kota bisa mengembangkan diri secara setara.

Kesempatan untuk menambah pendidikan agama dan budi pekerti bagi anak akan lebih besar jika full day school ini dilaksanakan.

Sudah waktunya negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk memberikan perhatian dan pengayaan soft skill untuk pembentukan karakter anak-anak kita di sekolah.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved