Dampak Hadirnya Empower Program di Wajo
Penutupan program berbasis perlindungan anak tersebut berlangsung di Aula Hotel Sermani Sengkang, Rabu (29/10/2025).
Penulis: M. Jabal Qubais | Editor: Ansar
TRIBUNTIMUR.COM, WAJO - Empower Program memasuki phase out dan akan berakhir pada 31 Oktober 2025.
Empower program istilah umum merujuk pada program pemberdayaan.
Tujuannya adalah untuk memberikan kekuatan, kemampuan, wewenang, dan kepercayaan kepada individu, kelompok, atau komunitas agar mereka dapat mengambil kendali atas kehidupan mereka dan mencapai potensi penuhnya.
Penutupan program berbasis perlindungan anak tersebut berlangsung di Aula Hotel Sermani Sengkang, Rabu (29/10/2025).
Inisiatif kemitraan strategis antara Save the Children Indonesia, Cargill, Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo dan Yayasan Wadjo sebagai mitra pelaksana itu telah berjalan selama lima tahun.
Bahkan dalam kurun waktu itu mencatatkan prestasi luar biasa dalam mendukung visi Kabupaten Wajo sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA).
Senior Manager Agriculture Portfolio Lead Save The Children Indonesia, Ikhwana Mustafa menyebut ini adalah lembaga yang berfokus pada isu pemenuhan dan perlindungan hak anak.
"Iya, termasuk bagaimana memperkuat kapasitas partisipasi anak di Indonesia. Kalau di Wajo itu masuk sejak tahun 2020, didukung Cargill bergerak di sektor perkebunan Kakao," ujarnya kepada Tribun-Timur.com saat ditemui di lokasi, Rabu (29/10/2025) siang.
Tak hanya itu, kemitraan strategis yang dibangun ini memperkuat anak-anak muda melanjutkan sektor perkebunan di daerahnya masing-masing.
"Kalau di Wajo memang kami fokus pekerja anak sektor perkebunan Kakao. Terlebih dahulu dilakukan assesment, melihat apakah mereka layak sebagai pekerja dan itu semua kami lakukan perlindungan atas hak-haknya," tuturnya.
"Isu pekerja anak ada yang berstatus masih sekolah, tapi tetap kami kawal karena di sisi lain membantu pekerjaan orang tuanya," sambung Ikhwana.
Direktur Yayasan Wadjo, Muhammad Aksha Wahda menyebut Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) merupakan program yang berada di bawah naungan Kementerian PPPA Republik Indonesia.
"Kita dorong masyarakat untuk membentuk kelompok PATBM yang bertujuan memahami isu anak yang terjadi di sekitarnya. PATBM ini bisa dikatakan perpanjangan tangan dari Pemerintah," katanya.
Di Kabupaten Wajo, terdapat 109 PATBM yang tersebar di beberapa Desa/Kelurahan.
Selain itu, kata Aksha Empower Program berhasil memperkuat sistem perlindungan anak berbasis masyarakat dan meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga petani kakao, termasuk di Kabupaten Wajo.
"Ini menjadikannya model praktik baik untuk pemberdayaan masyarakat di sektor kakao berkelanjutan dengan lebih dari ribuan penerima manfaat, 2.434 di Kabupaten Wajo," paparnya.
Dikatakan, terdapat tiga pilar utama keberhasilan program kemitraan strategis ini.
Pertama, penguatan sistem perlindungan anak yang terlembagakan, dimana 14 dari 30 kelompok Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) telah menjadi Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) melalui Peraturan Desa (Perdes).
 
Kedua, pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui inisiatif keuangan inklusif.
"Sebanyak 32 kelompok Asosiasi Simpan Pinjam Desa (VSLA) telah dibentuk dan beroperasi secara aktif. Survei yang dilakukan Program EMPOWER menunjukkan, 96 persen peserta mengalami peningkatan pendapatan, dengan rata-rata pendapatan naik dari Rp1.700.000 menjadi Rp3.200.000 per bulan," urainya.
 
Ketiga adalah peningkatan kapasitas petani dan keterlibatan kaum muda. 
Program Empower mendukung pembentukan 6 kelompok petani muda di sektor kakao.
"Kelompok ini tidak hanya menerima pelatihan Praktik Pertanian yang Baik (GAP) tetapi juga menunjukkan inisiatif dengan menyediakan lahan percontohan untuk praktik pertanian berkelanjutan," sebutnya.
 
Dengan berakhirnya Program Empower, Aksha menerangkan seluruh aset, model, dan sistem tata kelola program diserahkan secara resmi kepada pemerintah daerah dan komunitas. 
"Langkah ini diharapkan dapat memastikan keberlanjutan inisiatif di tingkat lokal dalam memperkuat kemandirian masyarakat untuk melindungi anak, meningkatkan ekonomi kelompok perempuan, meningkatkan kapasitas petani muda, serta menciptakan rantai pasok kakao yang berkelanjutan dan ramah anak," bebernya.
Di sisi lain, perwakilan Petani Muda Mappasituju Alelebbae Kecamatan Pitumpanua, Asdar mengaku banyak merasakan manfaat setelah bergabung program ini.
"Kami dibantu permodalan untuk membuat rumah bibit. Di sana (Desa Alelebbae) kini mencapai ribuan bibit kakao yang tersedia," ungkap Asdar.
Bahkan, permintaan bibit begitu tinggi, maka dari itu terus disosialisasikan kepada masyarakat setempat.
"Kami berterima kasih kepada Save The Children dan Yayasan Wadjo karena program Empower begitu bermanfaat bagi kami khususnya petani muda," paparnya.
"PATBM Desa Alelebbae telah ada dari tahun 2020. Memang bergerak bagaimana memperkuat perlindungan anak, khususnya mengajakl mereka menjadi pekerja tanpa menyampingkan hak-haknya, bahkan ikut berfokus meminimalisir pernikahan dini," pungkasnya.
| Ketua PP Wajo: Saatnya Pemuda Tampil Jadi Penggerak Pembangunan |   | 
|---|
| Hujan Deras Guyur Wajo, Puluhan Kendaraan Tertimpa Pohon di Sengkang |   | 
|---|
| Bimtek Rp4,5 Juta di Wajo Dikeluhkan Kepsek, Diduga Ada Intervensi Kadis |   | 
|---|
| Kursi PDIP Kosong di 7 Kabupaten, Pengamat: Tantangan Krisis Kader Jelang Konferda |   | 
|---|
| Prabowo Sahkan Pembentukan Ditjen Ponpes, Sekjen As'adiyah: Bukti Nyata Dukungan Pemerintah |   | 
|---|

 
			
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											 
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.