Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

110 Tahun PSM

SAKSI KATA: Terbang di Atas Kepala Toni Pogacnik, Harry Tjong Tembus Timnas Indonesia

Harry Tjong, kiper legendaris PSM Makassar, tembus Timnas Indonesia usai aksi nekat di depan Toni Pogacnik.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN TIMUR
110 TAHUN PSM– Kiper legendaris PSM Makassar, Harry Tjong, saat menjadi narasumber podcast #110TahunPSM bertema “Jasa Besar Etnis Tionghoa untuk PSM Makassar”, Rabu (22/10/2025). Ia menceritakan kisah tembus ke Timnas Indonesia. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSARPSM Makassar memiliki deretan kiper hebat dari masa ke masa.

Era 1990-an ada Ansar Abdullah, tahun 2000-an ada Hendro Kartiko hingga Syamsidar.

Kini, ada Hilman Syah, Reza Arya Pratama, M Ardiansyah, dan Poetro Negoro.

Namun jauh sebelum itu, PSM Makassar punya sosok tangguh di bawah mistar: Harry Tjong.

Ia satu dari sekian pemain berdarah Tionghoa yang pernah memperkuat PSM Makassar.

Di usia 20 tahun, Harry Tjong bersama Andi Ramang (1924–1987) mengharumkan nama PSM Makassar di kancah sepak bola nasional.

Ia mempersembahkan gelar juara 1957 dan 1959 untuk PSM Makassar.

Baca juga: Saksi Kata: Ramang Mulai Karier di Usia 24 Tahun, Terbang ke Asia Lewat Tendangan Salto

Prestasi itu membawanya dipanggil ke Timnas Indonesia di bawah asuhan pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnik (1954–1964). Namun, ia menyebut pemanggilan itu sebagai kebetulan.

Cerita itu disampaikan Harry Tjong saat menjadi narasumber podcast #110TahunPSM bertema “Jasa Besar Etnis Tionghoa untuk PSM Makassar”, Rabu (22/10/2025).

Turut hadir bek PSM Makassar 1991/1992 Yosef Wijaya dan eks pelatih Timnas U-23 Indonesia, Eduard Tjong, yang juga anak Harry Tjong.

Memakai jersey dan topi merah bertuliskan PSM Makassar, Harry Tjong mengenang momen dirinya dipanggil ke Timnas.

Akhir Desember 1957, Toni Pogacnik menyeleksi 40 pemain dari Indonesia Timur di Kota Makassar.

Nama Harry Tjong tak masuk daftar seleksi. Namun, pemilik nama Tionghoa Oei Sik Tjong itu ikut sebagai pemain tamu atas inisiatif Ketua PSM Makassar saat itu.

“Pemain tamu itu tak dipanggil secara resmi. Cuma karena latihan di PSM Makassar, ketua lihat saya punya bakat, jadi diikutkan,” ungkapnya.

Saat itu ada 10 kiper yang diseleksi. Meski tak resmi dipanggil, Harry justru jadi pilihan utama.

Ia serius berlatih selama sebulan di bawah pantauan pelatih Timnas.

Ada momen ketika Toni Pogacnik meminta kiper melompat melewati kepalanya. Hanya Harry yang berani melakukannya.

“Selama latihan selama sebulan, saya memang serius. Toni Pogacnik memiliki tinggi 190-an menyuruh saya terbang di atas kepalanya, saya lewat saja, yang lain tidak berani,” ucapnya.

Harry tak menyangka namanya lolos seleksi.

“Seminggu setelah seleksi, tahun 1958 PSSI panggil pemain, saya dipanggil. Saya kaget, pertama orang PSM Makassar datang ke saya, ‘kamu dipanggil PSSI’. Saya bilang, ‘kamu jangan main-main, jangan bohongi saya lagi’. Akhirnya dia kasi keluar surat panggilannya, saya kaget dan tak pernah sangka,” tuturnya. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved