Ketua DPRD Sidrap dan Bupati Temui Mahasiswa  HMI Saat Demo, Janji Kawal Aspirasi

TRIBUN-TIMUR.COM – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sidrap menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di depan Gedung DPRD Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Minggu (31/8/2025).

Aksi yang berlangsung sejak pagi hari ini diwarnai dengan penutupan sebagian ruas Jalan Poros Parepare–Wajo dan pembakaran ban bekas, yang menyebabkan rekayasa lalu lintas oleh aparat keamanan.

Meski berlangsung dengan tensi tinggi, demonstrasi tetap berjalan tertib dan terkendali. Aparat gabungan dari Polres Sidrap, TNI Kodim 1420 Sidrap, Satpol PP, Dinas Kesehatan dan Damkar disiagakan untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan.

Aksi ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum HMI Cabang Sidrap, Faiz Ansorullah yang menegaskan bahwa aksi tersebut merupakan suara nurani rakyat dan mahasiswa menanggapi situasi nasional yang dianggap semakin tidak adil.

"Kami hadir bukan untuk sekadar bicara, tapi untuk memperjuangkan. Lima tuntutan ini adalah bentuk keprihatinan kami atas kondisi bangsa hari ini," tegas Faiz saat berorasi.

Lima tuntutan utama HMI Sidrap antara lain:

1. Investigasi independen terhadap kematian Affan Kurniawan yang diduga melibatkan oknum aparat.
2. Mengutuk segala bentuk kekerasan represif aparat terhadap mahasiswa dan rakyat sipil.
3. Mendesak pembebasan 951 mahasiswa, jurnalis, dan warga yang ditangkap saat aksi Jakarta 25–28 Agustus.
4. Menolak kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR RI yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat.
5. Mendesak Presiden menerbitkan Perppu Perampasan Aset sebagai bentuk penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.

Aspirasi pengunjuk rasa akhirnya diterima langsung oleh Ketua DPRD Sidrap, Takyuddin Masse didampingi para pimpinan fraksi.

Dalam dialog terbuka, DPRD Sidrap menyatakan komitmen untuk meneruskan aspirasi ke tingkat provinsi dan pusat serta mendukung langkah-langkah advokasi mahasiswa.

Yang cukup menarik perhatian, Bupati Sidrap H. Syaharuddin Alrif juga turut hadir di lokasi, bahkan menyampaikan sambutan langsung di hadapan massa.

"“Perbedaan cara menyuarakan pendapat jangan sampai memutus persaudaraan. Aspirasi ini penting dan harus dikawal bersama secara bijak,” ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa mahasiswa adalah mitra demokrasi, bukan musuh pemerintah.

"Ketika mahasiswa terus bersuara dan pemimpin mau mendengar, maka keadilan akan menemukan jalannya," tambahnya.(*)