Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Letda Fauzi

Impian Terakhir Letda Fauzi Umrahkan Ibunya Kini Tinggal Kenangan

Letda Fauzi Ahmad gugur dalam baku tembak dengan KKB. Rencana berangkatkan ibunya umrah pupus. Keluarga kenang sosoknya yang saleh dan disiplin.

|
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
NURUL HIDAYAH/TRIBUN TIMUR
KORBAN KKB PAPUA – Suasana saat jasad Letda Infanteri Fauzi Ahmad Sulkarnain tiba di kediaman orang tuanya di Kecamatan Ma’rang, Pangkep, Sulsel, Senin (13/10/2025). Jenazah tiba di rumah duka pukul 14.21 Wita. Letda Fauzi Ahmad gugur dalam baku tembak dengan KKB.  

TRIBUNPANGKEP.COM, PANGKEP – Suasana duka menyelimuti kediaman prajurit TNI asal Kabupaten Pangkep, Letnan Dua (Letda) Infanteri Fauzi Ahmad Sulkarnain, Senin (13/10/2025).

Jenazah almarhum tiba di rumah duka di Kecamatan Ma’rang, Pangkep, pukul 14.21 Wita.

Jarak dari Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep ke Kota Makassar sekitar 60 kilometer. 

Isak tangis keluarga pecah saat peti jenazah memasuki pintu rumah.

Sejumlah prajurit TNI mengawal prosesi kedatangan jenazah dengan upacara militer.

Upacara kemiliteran digelar untuk melepas jenazah menuju tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan (TMP) Mangilu, Kecamatan Bungoro.

Baca juga: Letda Fauzi Prajurit Muda Asal Pangkep Gugur di Papua, Serma Sulkarnain: Terakhir Kami Video Call

Pamannya, Khairuddin, mengenang Letda Fauzi sebagai sosok taat beribadah dan berprestasi sejak kecil.

“Terakhir komunikasi hari Kamis tanggal 9 pagi. Katanya sudah sampai tujuan setelah menempuh perjalanan lima hari ke puncak Gunung Bintang,” ujar Khairuddin di rumah duka.

Ia menuturkan, keponakannya sempat menyampaikan rencana pulang dan memberangkatkan ibunya umrah.

“Rencananya setelah cuti nanti, sekitar empat bulan ke depan, dia mau berangkatkan ibunya umrah. Tapi takdir berkata lain,” tuturnya.

Baca juga: Prajurit TNI Asal Pangkep Gugur di Papua

Khairuddin menyebut, sejak penempatan di Papua dua tahun lalu, almarhum dikenal disiplin dan jarang mengeluh meski bertugas di daerah rawan.

“Terakhir ketemu waktu bulan puasa kemarin saat cuti. Dia sempat pesan agar kami jangan khawatir, cuma bilang hati-hati di sana karena daerahnya merah dan rawan,” kenangnya.

Letda Fauzi merupakan anak sulung dari tiga bersaudara.

“Sejak kecil dia sudah terbiasa di masjid, jarang di rumah. Anak saleh, salat lima waktunya tidak pernah ketinggalan karena dia alumni pesantren Padanglampe,” ujarnya.

Setelah dari pesantren, Fauzi melanjutkan pendidikan di SMP Pesantren Modern Shohwatul Is’ad dan SMA Negeri 11 Pangkep.

Rekan almarhum, Letnan Dua Infanteri Muhammad Fahrudi, mengenang sosok senior yang membimbing dengan keteladanan.

“Almarhum abang kami itu sosok senior yang membina kami langsung waktu masih tingkat satu. Waktu itu beliau menjabat sebagai tarsiops tingkat tiga,” katanya.

Letda Fauzi dikenal sabar, disiplin, dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

“Beliau banyak memberikan kesan baik, membangun kami dalam hal sikap, loyalitas, dan kepercayaan diri. Yang paling berkesan, beliau pandai mengelola kata demi kata, memberi masukan dan saran dengan sangat bijak,” ujarnya.

Fahrudi mengaku kehilangan sosok panutan sekaligus kakak yang selalu menguatkan rekan-rekannya di medan tugas.

“Semoga almarhum abang kami ditempatkan di sisi terbaik oleh Tuhan Yang Maha Esa,” ucapnya. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved