Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Prajurit TNI Asal Pangkep Gugur di Papua

Letda Fauzi Ahmad Sulkarnain gugur dalam tugas di Papua. Prajurit muda asal Pangkep dikenal religius, teladan, dan hafal 5 juz Alquran.

TRIBUN TIMUR
HL TRIBUN TIMUR - Halaman depan Tribun Timur edisi Senin, 13 Oktober 2025 menyoroti gugurnya Letda Fauzi Ahmad Sulkarnain, prajurit TNI asal Pangkep, dalam kontak tembak di Papua. Sosoknya dikenal sebagai siswa teladan dan penghafal 5 juz Alquran 

HL senin 13 oktober

Siswa Teladan dan Penghafal 5 Juz Alquran

TRIBUN-TIMUR.COM - Jenazah Letnan Dua (Letda) Inf Fauzi Ahmad Sulkarnain tiba di kampung halaman, Kelurahan Ma’rang, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep, Minggu (12/10/2025) sore.

Tenda di depan rumah duka terpasang, karangan bunga dari instansi mengular rapi di sepanjang jalan sebagai ungkapan belasungkawa.

Kerabat, rekan, dan sahabat almarhum silih berganti datang memberikan doa dan dukungan kepada keluarga korban atas gugurnya sang perwira muda.

Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 1421/Pangkep, Letkol Inf Fajar turut menyampaikan belasungkawa. “Korban warga Pangkep dan anak dari anggota kami,” ujarnya.

Sementara itu, orangtua almarhum, Sersan Mayor (Serma) Sulkarnain, menceritakan detik-detik saat dirinya menerima kabar duka dari rekan-rekan sesama anggota TNI.

Ia mengetahui putranya gugur pada Sabtu sore sekitar pukul 16.30 Wita.

“Kabarnya kemarin itu banyak menelpon ke kami. Tapi saya tidak tahu siapa pertama, karena banyak sekali telepon masuk,” ujarnya dengan suara bergetar di rumah duka.

Letda Fauzi gugur dalam kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Sabtu (11/10/2025).

Almarhum perwira muda, baru dua tahun lulus dari Akademi Militer (Akmil). Dia anggota Satgas Pamtas Statis RI-PNG Yonif 753/Arga Vira Tama (AVT).

Letda Fauzi gugur setelah ditembak di bagian kepala saat menjalankan tugas menjaga perbatasan NKRI.

Kiwirok sebuah distrik di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.

Wilayah ini berada di daerah pegunungan terpencil yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini.

Meski memiliki keindahan alam luar biasa, Kiwirok menjadi titik konflik dalam pergolakan Papua.

Wilayah ini terletak di kawasan pegunungan tinggi, akses ke Kiwirok sangat terbatas dan sering kali hanya bisa dicapai melalui udara.

Wilayah ini dihuni masyarakat adat yang hidup secara tradisional dan sangat bergantung pada alam.

Penghafal Alquran

Di mata keluarga, sahabat, dan para gurunya, Letda Fauzi dikenal sebagai sosok disiplin, religius dan berprestasi.

Sejak kecil, almarhum Letda Fauzi menunjukkan semangat juang tinggi, baik dalam belajar maupun berorganisasi.

Lulusan SMAN 11 Pangkep ini dikenal sebagai siswa teladan di sekolahnya. Ia selalu menempati peringkat atas dan aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

Semasa SMA, Letda Fauzi dipercaya menjadi ketua Paskibra dan dikenal sebagai siswa menghafal lima juz Alquran.

Kedisiplinan dan kecintaannya terhadap ilmu membuat banyak guru mengenangnya sebagai sosok istimewa.

Salah satu gurunya, Hartaty Tahir Taty, menuliskan pesan penuh haru di media sosial: “Salah satu putra terbaik SMA Negeri 11 Pangkep, Alumni Smael Angkatan 8. Paling aktif di kegiatan ekskul, rajin salat, khatam hafalan 5 juz, selalu mendapatkan peringkat 1.”

Ungkapan duka juga datang dari Arni Nurbaya Dahlan, guru lainnya, menulis di akun Facebook-nya,

“Innaalillahi. Anak waliku. Engkau siswa terbaik. Tidaklah heran jika engkau mencapai prestasi di Akmil.”

Doa dan ucapan belasungkawa terus mengalir di media sosial. Banyak mengenang Fauzi sebagai putra daerah membanggakan, sosok muda menjadi panutan bagi teman-temannya.

Jenazah Letda Fauzi sempat di RS Marthen Indey, Kota Jayapura, untuk proses penanganan sebelum diterbangkan ke kampung halamannya di Pangkep.

Bagi warga di tanah kelahirannya, Fauzi bukan sekadar prajurit TNI, melainkan simbol kebanggaan dan harapan generasi muda yang setia menjaga kedaulatan NKRI hingga akhir hayatnya.

Guru Papua

Melani Wamea (31), guru di Sekolah Jhon D. Wilson Holuwon, meninggal setelah diserang orang tak dikenal (OTK) di perbukitan Kampung Holuwon, Distrik Holuwon, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (10/10/2025).

Peristiwa itu terjadi saat Melani bersama sejumlah guru dan siswa melakukan kegiatan menanam pohon di kawasan perbukitan sekira pukul 09.00 Wita.

Lokasi tersebut berjarak sekira 30 menit berjalan kaki dari sekolah. Setibanya di lokasi, murid melihat dua pria membawa parang dan panah di bawah bukit.

Kedua pria tersebut diduga hendak memalang jalan. Seorang guru kemudian turun memastikan kebenaran informasi itu, namun tak lama kemudian terdengar teriakan minta tolong dari arah bawah.

Melani Wamea ditemukan tergeletak dengan luka tusukan di tubuhnya. Ia diduga diserang kelompok OTK yang muncul dari arah bawah bukit.

Korban segera dievakuasi menggunakan pesawat MAF dari Holuwon menuju Wamena, lalu diterbangkan ke Jayapura.

Sekitar pukul 16.20 Wita, Melani tiba di RS Bhayangkara Jayapura. Namun, luka dideritanya cukup serius sehingga ia meninggal sesaat setelah mendapat perawatan medis.

Kapolres Yahukimo AKBP Zeth Zalino membenarkan insiden tersebut dan menyampaikan duka mendalam. "Korban meninggal akibat luka setelah dianiaya kelompok kriminal bersenjata (KKB)," ujarnya, Sabtu (11/10/2025).

Ia menegaskan, tindakan brutal seperti itu tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun. “Kami sangat berduka atas gugurnya salah satu tenaga pendidik yang mengabdi di pedalaman Yahukimo. Perbuatan keji ini akan kami tindak tegas,” katanya.

Aparat kepolisian kini menurunkan tim memburu para pelaku dan melakukan olah tempat kejadian perkara.

Kasat Reskrim Polres Yahukimo, Iptu Budi Payung, menyebut pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi untuk mendukung penyelidikan.

Selain menewaskan Melani, tiga guru lain ikut dalam kegiatan tersebut mengalami trauma berat.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Cahyo Sukarnito, turut mengecam keras aksi penyerangan terhadap tenaga pendidik itu.

"Guru adalah pahlawan di pedalaman. Kekerasan terhadap mereka tidak bisa ditoleransi," tegasnya.

Ia mengimbau masyarakat dan tenaga pendidik di wilayah pedalaman meningkatkan kewaspadaan serta selalu berkoordinasi dengan aparat keamanan saat beraktivitas di luar sekolah.

Pengabdian Terakhir

Kontak tembak antara Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI–PNG dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) TPNPB–OPM sebelumnya juga terjadi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Kamis (25/9/2025).

Insiden tersebut menelan korban jiwa.

Prajurit TNI, Prajurit Satu (Pratu) Haris Umaternate, anggota Satgas Pamtas RI–PNG Yonif 753/AVT, juga gugur dalam peristiwa tersebut.

Dua rekannya lainnya dilaporkan mengalami luka tembak dan saat ini menjalani perawatan intensif.

Informasi dihimpun, kontak tembak terjadi sekira pukul 12.00 Wita ketika KKB melancarkan serangan terhadap pos pantau Satgas Pamtas Yonif 753/AVT di wilayah Kiwirok.

Dalam aksi baku tembak itu, tiga prajurit TNI tertembak, salah satunya meninggal akibat luka serius.

Para korban kemudian dievakuasi menggunakan helikopter milik TNI AD ke Rumah Sakit TNI (RST) Marthen Indey, Jayapura, untuk mendapatkan penanganan medis.

TNI masih melakukan penyelidikan dan pengamanan di sekitar lokasi kejadian, mengantisipasi potensi serangan susulan dari kelompok bersenjata.

Keluarga besar Yonif 753/AVT menyampaikan duka cita mendalam atas gugurnya rekan mereka dalam menjalankan tugas menjaga perbatasan dan kedaulatan NKRI.(anc/tribunnews.com)

HL TRIBUN TIMUR SENIN 13 OKTOBER 2025. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved