Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inilah Menu MBG Papua Jadi Sorotan, Netizen Murka

Selain menyebabkan keracunan massal di berbagai daerah, Khususnya Jawa Barat dan ditemukannya ulat di Lampung, MBG kembali disoroti.

Editor: Ansar
Tribun-Papua.com/Tangkapan layar postingan media sosial
MBG PAPUA - Foto seorang anak berseragam batik SMP Negeri 3 Jayapura mengkonsumsi menu MBG minim, beredar di media sosial, Minggu (28/9/2025). Menu MBG ini menuai kritik dari masyarakat yang melihatnya. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akhir-akhir ini menjadi sorotan.

Selain menyebabkan keracunan massal di berbagai daerah, Khususnya Jawa Barat dan ditemukannya ulat di Lampung, MBG kembali disoroti.

Kondisi MBG di Papua disoroti.

Dari total 5.626 kasus keracunan di 16 provinsi, Jabar mencatat angka tertinggi.

Sebanyak 2.051 siswa terdampak.

MBG yang seharusnya menunjang gizi siswa, jsutru menjadi ancaman baru.

Beberapa kejanggalan yang terungkap antara lain makanan dimasak dini hari dan disajikan siang hari, rentang waktu yang terlalu lama dan berisiko kontaminasi.

Jumlah pelayan gizi tidak sebanding dengan jumlah penerima, menyebabkan distribusi dan pengawasan tidak optimal.

Kualitas makanan tidak sesuai standar, baik dari segi gizi maupun kebersihan.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah menyatakan akan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap penyelenggara MBG, termasuk kemungkinan penggantian vendor yang tidak memenuhi standar pelayanan. 

Meski belum ada korban jiwa, dampak psikologis dan potensi trauma pada siswa menjadi perhatian serius.

Temuan MBG di Papua

Jauh dari pantauan Presiden, menu MBG disalurkan di SMP Negeri 3 Kota Jayapura membuat heboh masyarakat se-tanah Papua.

Bagaimana tidak, satu porsi MBG yang diterima pelajar di SMP Negeri 3 Kota Jayapura, hanya terdiri dari sedikit nasi goreng, dua irisan mentimun, dua potong tahu goreng berukuran kecil, dan potongan makanan jeli kecil.

Jika melihat pada komposisi itu, maka menu MBG di Papua jauh dari kata bergizi.

Menu tersebut kurang memenuhi standar gizi seimbang, terutama jika ditujukan untuk anak sekolah dalam program seperti MBG. Berikut penjelasan komposisi gizinya:

Nasi goreng merupakan sumber karbohidrat dan lemak (tergantung minyak dan bahan tambahan), namun minim serat dan protein jika tanpa lauk tambahan.

Tahu goreng 2 potong kecil. Tahu adalah sumber protein nabati, tapi jumlahnya sangat terbatas untuk kebutuhan harian anak.

Mentimun 2 irisan.

Mentimun atau Timun memberikan sedikit serat dan vitamin, tapi porsinya terlalu kecil untuk kontribusi signifikan. 

Makanan jeli kecil. Jeli  umumnya tinggi gula, rendah gizi, dan tidak memberikan manfaat nutrisi berarti.

Menu makanan ini minim protein hewani (tidak ada telur, ayam, ikan, atau daging). Kurang sayur dan buah dalam jumlah dan variasi.

Tidak ada sumber kalsium seperti susu atau olahan susu.

Tinggi karbohidrat dan lemak, rendah serat dan mikronutrien.

Idealnya menu MBG itu harus memenuhi Karbohidrat kompleks (nasi, roti, ubi). Protein lengkap (telur, ayam, ikan, tahu/tempe dalam jumlah cukup).

Sayuran segar dalam porsi layak. 

Buah sebagai sumber vitamin. Air minum atau susu sebagai pelengkap.

Melihat kontroversi menu ini membuat masyarakat pengguna media sosial pun ramai-ramai mengkritisi fakta yang sudah viral itu.

"Menu MBG di SMP Negeri 3 Jayapura cuma nasi, tahu sepanggal dusta, dan ketimun,” tulis postingan yang beredar di media sosial pada Jumat (26/9/ 2025).

Bermunculan beragam tanggapan serta ppertanyaan miris dari warganet atas postingan itu.

“Apakah menu seperti ini bergizi dan dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dari siswa di sekolah, sebagaimana dikatakan Wakil Menteri Pendidikan, Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie bulan Agustus lalu,” tulis netizen lainnya.

Seorang pelajar SMP 3 Jayapura mengakui memang mendapatkan MBG dengan porsi demikian.

“Iya, itu hari Selasa (22/9/2025) kita hanya dapat nasi, tahu, ketimun dua potong dan irisan bawang bombay,” bebernya.

Setelah menerima MBG pada hari Selasa (22/9/2025), hari berikutnya mereka tidak lagi menerima MBG.

“Besoknya (Rabu,23/9/2025) tidak dikasi lagi” katanya.

Berjubel lagi respons dari masyarakat Papua pada foto yang beredar di media sosial.

Ada komentar dengan dialek Papua.

“Yerussssssssssss, baru nnti de Pu laporan pembelanjaan makanan bergizi ini Kam…....laporan itu smpe nilai besar padahal hal hasil anak2 makan TDK sesuai yg di harapakan.”

“Makanan bergizi ka makanan penyakit itu. Stop sudah, anggaran MBG besar tapi pengusaha yang kelola yang diuntungkan..Papua jadi satu, demo tolak MBG..cukup sekolah Gratis saja. Karena MBG itu pada dasarnya tidak bergizi malah jadi proyek menguntungkan.”

“Makanan bergizi sebagai lahan korupsi saja.”

“Saking bergizinya sampe banyak yg keracunan.”

Hingga berita ini tayang, Tribun-Papua.com berupaya menghimpun informasi jelas terkait kapan dan siapa yang memotret hasil MBG, termasuk pernyataan dari pengelola MBG untuk SMP 3 Jayapura

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com  /  Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved