Makassar Mulia

3 Solusi Pemkot Makassar untuk Relokasi Pedagang Losari

humas pemkot makassar
PEMKOT MAKASSAR - Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menerima unjuk rasa dari pedagang Losari. Aksi berlangsung di depan Balai Kota Makassar, Jl Jenderal Ahmad Yani, Senin (13/10/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Pedagang Pantai Losari enggan direlokasi ke Car Free Day (CFD) Boulevard.

Padahal, Pemerintah Kota Makassar telah memberi solusi agar mereka tetap berjualan di akhir pekan.

Sebagai bentuk penolakan, sejumlah pedagang menggelar unjuk rasa di Balai Kota Makassar, Jl Jenderal Ahmad Yani, Senin (13/10/2025).

Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin turun langsung menemui demonstran.

Ia bahkan mengajak perwakilan pedagang berdiskusi.

Kepala Dinas Pariwisata Makassar Achmad Hendra Hakamuddin menyampaikan, pemerintah telah menyediakan ruang bagi pedagang di CFD Boulevard.

Namun, tidak semua menerima solusi tersebut.

Berdasarkan data, baru 49 pedagang yang berjualan di CFD Boulevard sejak dua pekan lalu.

Sisanya masih berharap bisa kembali ke kawasan Losari.

Baca juga: Pemkot Gelar Pasar Murah di 5 Kecamatan di Makassar

“Bahkan Pak Wali membuka ruang di CFD Sudirman. Ini juga diharapkan bisa dimanfaatkan pedagang,” ucapnya.

“Namun menurut pedagang, tempat mereka sudah representatif di Anjungan Losari,” sambungnya.

Achmad Hendra menyebut, Pemkot sedang menata Anjungan Pantai Losari agar lebih representatif.

Penataan ikon Makassar ini membutuhkan waktu cukup lama.

Karena itu, aktivitas perdagangan di bahu jalan perlu disterilkan.

Tujuan penataan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas setiap akhir pekan.

Juga menjaga estetika kawasan Losari sebagai ikon dan pusat kunjungan wisatawan.

“Penataan ini berdampak baik bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, seperti bebas pedagang liar, bebas kemacetan, dan yang paling penting kenyamanan warga,” ujarnya.

Munafri Tawarkan MNEK Sebagai Solusi Baru

Selain CFD Boulevard dan Sudirman, Wali Kota Munafri Arifuddin menawarkan solusi lain.

Kawasan MNEK, Center Point of Indonesia (CPI), bisa dimanfaatkan pedagang untuk mencari nafkah.

“Lokasi ini akan kami siapkan dalam dua minggu, sambil menunggu hasil kajian terhadap area Tugu MNEK CPI,” kata Munafri.

Tawaran ini agar lokasi jualan berada di tempat layak, tertib, dan tidak mengganggu kenyamanan publik.

Pemkot tidak akan memungut biaya dari pedagang yang menempati lokasi tersebut.

Sebaliknya, Pemkot akan memastikan area tetap bersih, tertib, dan bebas parkir liar.

“Pedagang Losari tetap kami perhatikan. Saya peduli terhadap pedagang, karena mereka bagian dari warga yang harus kami lindungi,” tegasnya.

Pemkot ingin pedagang memiliki tempat berjualan yang estetik tanpa kehilangan sumber penghidupan.

Appi juga menyinggung rencana pemanfaatan kawasan MNEK CPI yang selama ini jadi perhatian pedagang.

Menurutnya, kawasan tersebut masih dalam tahap kajian bersama Pemprov Sulsel.

“Kawasan MNEK akan dikembalikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Karena di sana merupakan area penyangga jembatan, jadi kami harus pelajari dulu secara teknis sebelum mengambil keputusan,” jelasnya.

Meski begitu, ia membuka peluang kawasan tersebut dijadikan lokasi kegiatan ekonomi rakyat di masa mendatang.

Jika hasil kajian memungkinkan, tentu akan diatur.

Mungkin konsepnya seperti Sunday Market, tempat kuliner dan UMKM mingguan yang tertata rapi.

“Tapi semua fasilitas akan disiapkan Pemkot. Pedagang tinggal berjualan tanpa harus membawa perlengkapan sendiri,” tuturnya. (*)