Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bayar Parkir Pakai Qris Tak Maksimal, PD Parkir Salahkan Jukir dan Pengunjung

Layanan parkir menggunakan qris diujicoba di Jl Wr Supratman dan Jl Somba Opu. 

Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
JUKIR MAKASSAR - Direktur Utama Perumda Parkir Makassar Raya Adi Rasyid Ali diwawancara usai penyerahan Hadiah Racing Parkir Digital ke Juru Parkir di Jl Wr Supratman, Selasa (18/11/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Implementasi pembayaran parkir pakai qris di Makassar belum maksimal. 

Diketahui Perumda Parkir Makassar Raya menerapkan digitalisasi parkir sejak 1 September 2025.

Layanan parkir menggunakan qris diujicoba di Jl Wr Supratman dan Jl Somba Opu. 

Hanya saja, hampir dua bulan berjalan, tingkat penggunaan qris masih sangat rendah. 

Muhammad Ali Fatur, juru parkir yang bertugas di kawasan Pasar Baru Jl Wr Supratman menyampaikan, setiap hari hanya sekitar 10 orang yang bayar parkir secara digital. 

Pengunjung lebih dominan membayar pakai tunai dibanding harus menyodorkan HPnya untuk menscan barcode yang tersedia. 

"Rata-rata cash, tiap hari saya layani diatas 50 pengunjung tapi tidak cukup 5 persen yang pakai qris," ungkapnya kepada Tribun Timur saat menghadiri penyerahan Hadiah Racing Parkir Digital ke Juru Parkir di Jl Wr Supratman, Selasa (18/11/2025). 

Hal senada disampaikan jukir lainnya Abdullah Rudi. Ia justru terang-terangan menyampaikan lebih menyukai pembayaran parkir secara langsung (tunai) dibanding qris. 

Alasannya, ia bisa langsung menghitung  pendapatannya setelah selesai bertugas. 

Sementara jika menggunakan qris ia perlu mengecek ke bank (mitra PD Parkir), butuh biaya dan waktu lama kata Abdullah Rudi. 

"Kalau saya pribadi lebih enak cash, kalau ini kita kesana (bank) cek lagi dong, tapi ini kan namanya sudah digitalisasi mau tidak mau harus ikut," ujarnya. 

Rudi bahkan tak tahu bagaimana mengecek saldo atau pendapatan yang masuk ke rekening melalui mbanking, layanan perbankan yang bisa diakses melalui ponsel. 

"Saya belum paham masalah itu. Ini masih disosialisasikan, barangkali dengan adanya hadiah HP akan diajari juga (cek saldo)," bebernya. 

Kendati belum berprogres baik, namun Perumda Parkir Makassar Raya justru menghadiahi handphone kepada enam juru parkir yang dianggap mengimplementasikan digitalisasi parkir dengan baik. 

Katanya, jukir tersebut telah menjalankan pembayaran parkir by qris dengan volume atau transaksi terbanyak

"Ini bentuk reward atau apresiasi kepada jukir di Makassar yang sudah banyak menggunakan qris. Jukir inilah yang banyak melakukan pembayaran parkir lewat qris, makanya kami berikan handphone hasil kolaborasi kami dengan BI," kata Direktur Utama Perumda Parkir Makassar Raya, Adi Rasyid Ali

Ditanya terkait jumlah transaksi by qris selama kebijakan ini berlaku, Adi Rasyid Ali justru berkelit. Ia menyampaikan datanya ada di perbankan. 

"Nilainya di bank, tapi yang dapat hadiah handphone rewards jukir yang gunkan qris sebagai alat bayar parkir," klaimnya. 

Eks Wakil Ketua DPRD Makassar ini juga menanggapi pernyataan jukir yang menilai digitalisasi parkir tak maksimal. 

Ara-sapannya justru menyalahkan jukir dan pengunjung. Ia tak mengevaluasi dari sisi pengawasan sebagai leading sector kebijakan ini. 

Katanya, penggunaan QRIS memang masih rendah karena dipengaruhi berbagai faktor di lapangan.

“Sebenarnya jukir dan pengguna parkir harus saling mendukung. Kadang jukir sudah mau pakai QRIS, tapi pengunjung kasih cash. Masalah lain, kalau pengunjung tidak punya aplikasi ya sampai lebaran kingkong tidak bisa bayar. Ada juga yang kuotanya habis," ujar Ara. 

Ia menegaskan, keberhasilan sistem digital membutuhkan kesiapan kedua pihak.

“Jadi memang butuh pengguna parkir dan jukir yang sama-sama support," sambungnya. 

Terkait perluasan titik sasaran, Perumda menargetkan seluruh wilayah di Kecamatan Ujung Pandang akan dijangkau hingga akhir tahun. 

Selanjutnya awal 2026 masuk ke Kecamatan Makassar lalu pindah ke wilayah lain. 

“Jumlah jukir yang menggunakan QRIS juga belum banyak. Targetnya tahun ini 300 orang, tapi harus bertahap. Kami akan lakukan sosialisasi lagi," tuturnya. 

Munafri Sarankan Perumda Parkir Evaluasi Kekurangan Parkir by Qris

Sementara itu, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menekankan, Permuda Parkir harus mengevaluasi kebijakan ini agar penerapan digitalisasi parkir bisa maksimal. 

"Apa yang menjadi persoalannya, mereka akan mengevaluasi itu, mencari jalan keluar sehingga penerapan digitalisasi ini bisa jauh semakin mudah ke masyarakat," tegas Munafri. 

Ia menilai, penerapan digitalisasi parkir memang tak mudah mengingat kebiasaan masyarakat membayar dengan tunai. 

Untuk itu, edukasi dan sosialisasi di masyarakat termasuk jukir harus dikencangkan.

"Ujung tombak dari parkir PD Parkir adalah jukirnya. Jadi jukir ini benar-benar harus dibekali pengetahuan yang mumpuni supaya tidak lagi terjadi perdebatan di tengah-tengah masyarakat menyangkut masalah uang parkir yang bermacam-macam tingkatannya," pesan Munafri.

"Nah, inilah yang digunakan supaya sosialisasi ini bisa diterapkan benar-benar di tengah-tengah masyarakat melalui proses digitalisasi," sambungnya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved