10 Daerah Hadapi Puncak Musim Hujan Penuh di Desember 2025
Sebagian kecil di wilayah seperti Wajo, Sidrap, Luwu dan Luwu Utara lebih dulu merasakan puncak musim hujan
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sulawesi Selatan (Sulsel) bersiap menghadapi musim hujan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah merilis prakiraan musim hujan.
"Sulsel diprediksi musim hujan paling awal di Oktober sebagian besar Sulsel hampir 50 persen," kata Ketua Tim Meteorologi BMKG Wilayah IV Makassar Rizky Yudha, Sabtu (4/10/2025).
Puncak musim hujan diprediksi mulai pada November 2025.
Sebagian kecil di wilayah seperti Wajo, Sidrap, Luwu dan Luwu Utara lebih dulu merasakan puncak musim hujan.
Kemudian di Desember 2025, puncak musim hujan meluas.
Meliputi Selayar, Takalar, Jeneponto, Gowa, Makassar, Maros, Pangkep, Barru, Parepare dan Soppeng.
Sebagian kecil wilayah di Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, Wajo, Sidrap dan Pinrang ikut merasakan puncak musim hujan Desember 2025.
Di awal tahun 2026, hujan mulai mereda di periode Januari - Februari.
Selanjutnya memuncak lagi pada Maret di sebagian Luwu Timur dan Luwu Utara.
Pada April 2026, puncak musim hujan terjadi di Enrekang, Tana Toraja, Toraja Utara dan Palopo.
Sebagian besar wilayah Bone, Sinjai, Bantaeng, Bulukumba, Pinrang dan Luwu
Sebagian kecil di Sidrap dan Luwu Timur.
Mei 2025 hujan melanda sebagian Sidrap, Wajo dan Bone.
"Puncak di Makassar dan sekitarnya lebih maju. Umumnya kan Januari dan Februari kini desember diperkirakan masuk puncak musim hujannya," kata Rizky Yudha.
Sementara itu, wilayah utara Sulsel seperti umumnya mengalami hujan sepanjang tahun.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulsel, Amson Padolo mengatakan sebagian besar daerah akan mengalami curah hujan pada kategori normal mulai Oktober.
Namun terdapat sejumlah kabupaten dan kota yang berpotensi menerima curah hujan di atas normal.
“Walaupun Sebagian besar diprediksi normal, kita tetap berharap seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah kabupaten dan kota maupun masyarakat, untuk melakukan langkah antisipatif. Sebab, setiap musim hujan kerap disertai bencana hidrometeorologi,” ujar Amson di Makassar.
Ia menekankan siaga kebencanaan merupakan urusan bersama dengan melibatkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, serta media.
Setiap daerah diharapkan segera membentuk posko-posko kedaruratan dan menyiapkan lokasi evakuasi bila terjadi peningkatan eskalasi curah hujan.
Menurut Amson, daerah yang selama ini termasuk dalam peta bencana perlu segera menyiapkan Langkah pengamanan.
Baik mobilisasi warga maupun penyelamatan dokumen penting.
Tujuannya agar bila bencana terjadi, dampak terhadap masyarakat dan harta benda dapat diminimalisasi.
“Sebagaimana setiap tahun, segenap Tim BPBD kabupaten dan kota, juga telah melakukan Langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi musim hujan," tutup Amson.
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz
Kemarau Meluas, Pemkab Maros Salurkan Air Bersih Sejak 4 September ke 8 Kecamatan |
![]() |
---|
Sinjai Siapkan 126 Pompa Air Hadapi Kemarau, Petani Tadah Hujan Prioritas |
![]() |
---|
Ledakan Misterius Gegerkan Jeneponto, PLN dan BMKG Pastikan Bukan Gangguan Listrik atau Gempa |
![]() |
---|
Peringatan Cuaca BMKG 15-17 September! Waspada Banjir-Longsor di Enrekang, Luwu Utara, Toraja Utara |
![]() |
---|
BMKG: Hujan Lebat Guyur Makassar hingga 11 September |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.