Emak-emak di Katimbang Makassar Siap Maju Calon RT, Ini Reaksi Lurah

MAKASSAR, TRIBUN - Sejumlah perempuan, utamanya dari kalangan ibu rumah tangga, dikabarkan siap meramaikan kontestasi pemilihan ketua Rukun Tetangga (RT) di wilayah Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya. 

Lurah Katimbang, Alifian Mudhary, mengatakan dinamika pemilihan ketua RT mulai terasa. 

Calon kandidat justru datang dari kalangan emak-emak.

Mereka mulai memperkenalkan diri, membangun komunikasi dan meraih simpati warga.

“Sudah banyak yang mulai turun ke masyarakat. Rata-rata yang saya lihat, malah dari kalangan ibu-ibu,” ungkap Alifian , Kamis (25/9). 

Menurutnya, sebagian besar dari para bakal calon ini adalah ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan formal. 

Namun, semangat mereka untuk terlibat dalam proses pembangunan wilayah cukup tinggi. 

Fenomena ini, lanjut Alifian, menjadi indikator positif atas meningkatnya kesadaran perempuan dalam berkontribusi terhadap pemerintahan di level paling dasar.

“Ini adalah kemajuan. Perempuan sekarang tidak hanya menjadi pendukung, tapi juga ingin menjadi pelaku langsung dalam pembangunan dan pelayanan masyarakat,” jelasnya.

Keikutsertaan perempuan dalam kontestasi RT bukan sekadar wacana. 

Sejauh ini, banyak pejabat sementara (Pjs) ketua RT maupun RW juga berasal dari kalangan perempuan. 

Hal ini mencerminkan adanya ruang yang semakin terbuka bagi siapa saja, termasuk perempuan, untuk mengambil peran strategis dalam pemerintahan lokal.

“Tugas ketua RT dan RW itu penting karena mereka adalah perpanjangan tangan pemerintah. Dan ketika perempuan mulai mengambil bagian, itu artinya mereka juga ingin ikut mengatur dan memperbaiki wilayah mereka,” kata Alifian. 

Ia menambahkan secara regulasi, tidak ada pembatasan siapa yang boleh maju dalam pemilihan RT.

Siapa pun warga yang memenuhi persyaratan administratif berhak mencalonkan diri.

“Syarat utamanya, antara lain, adalah pendidikan minimal lulusan SMP. Selain itu tentu harus warga yang berdomisili dan dikenal oleh masyarakat setempat,” jelasnya.

Meski antusiasme masyarakat, khususnya perempuan, mulai terlihat, namun hingga saat ini belum ada kepastian kapan proses pemilihan ketua RT secara resmi dimulai. 

Pihak Kelurahan masih menunggu arahan teknis dari instansi terkait, yakni Bagian Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kota Makassar.

“Belum ada jadwal dan tahapan yang ditetapkan. Kami masih menunggu rapat koordinasi terlebih dahulu agar ada keseragaman persepsi,” ujar Alifian. 

Ia menjelaskan sebelum tahapan pemilihan dilaksanakan, pemerintah kelurahan harus terlebih dahulu menerima petunjuk teknis (juknis) sebagai landasan pelaksanaan di lapangan. 

Hal ini penting untuk memastikan bahwa seluruh proses berjalan sesuai dengan regulasi yang diatur dalam Peraturan Wali Kota.

Sebagai pihak yang akan bertindak sebagai panitia pelaksana, Pemerintah Kelurahan Katimbang akan bertanggung jawab dalam membentuk struktur pelaksana teknis di lapangan, termasuk petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) di masing-masing RW. 

Proses ini akan dilakukan setelah juknis resmi diterbitkan.

“Kami akan bentuk petugas TPS, dan kami siapkan segalanya. Tapi tentu itu baru bisa dilakukan kalau semua aturan mainnya sudah jelas dari atas,” tutur Alifian. 

Meski demikian, geliat awal dari masyarakat, terutama emak-emak, menunjukkan bahwa pemilihan RT tahun ini berpotensi menjadi lebih dinamis dari sebelumnya. 

Persaingan tak lagi didominasi oleh figur lama atau tokoh laki-laki yang selama ini identik dengan jabatan tersebut.

Kini, perubahan tampaknya sedang menuju ke arah yang lebih inklusif, di mana perempuan tampil bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai pemimpin yang siap membawa perubahan di lingkungan tempat tinggal mereka.(*)