Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Reshuffle Kabinet

1 Kena Reshuffle, Ini Daftar Alumni Kampus Makassar Menteri dan Wamen Prabowo

Sulaiman Umar Siddiq dokter lulusan UMI Makassar diberhentikan sebagai Wakil Menteri Kehutanan

Editor: Ari Maryadi
ISTIMEWA
ALUMNI MAKASSAR - Deretan 5 alumni kampus Makassar jadi menteri dan wakil menteri di kabinet Prabowo. 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Sejumlah alumni kampus ternama Kota Makassar dipercaya masuk pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Awalnya ada 6 enam alumni kampus Kota Makassar di jajaran kabinet Prabowo.

Namun 1 nama kena resfhulle pada Kamis (17/9/2025). 

Sulaiman Umar Siddiq diberhentikan sebagai Wakil Menteri Kehutanan.

Ia lulusan ilmu kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

Sulaiman Umar Siddiq ipar dari pengusaha tambang Kalimantan Haji Syamsuddin Andi Arsyad.

Meski demikian, Presiden Prabowo Subianto tetap mempercayakan 5 alumni kampus Makassar di jajaran Kabinet Merah Putih.

Mereka yakni Andi Amran Sulaiman, Nasaruddin Umar, Supratman Andi Atgas, Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ni Luh Enik Ermawati alias Ni Luh Puspa.

Andi Amran Sulaiman menempuh pendidikan sarjana hingga doktor di Universitas Hasanuddin Makassar.

Bahkan saat ini Andi Amran Sulaiman dipercaya sebagai Ketua Umum PP Unhas.

Jabatannya di Kabinet Prabowo sebagai Menteri Pertanian.

Nasaruddin Umar lulusan UIN Alauddin Makassar. Jabatannya di pemerintahan sebagai Menteri Agama.

Supratman Andi Atgas lulusan ilmu hukum UMI Makassar. Jabatannya saat ini Menteri Hukum.

Dzulfikar Ahmad Tawalla lulusan Unismuh Makassar.

Jabatannya di pemerintahan sebagai Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).

Selanjutnya Ni Luh Enik Ermawati alias Ni Luh Puspa lulusan Stie Nobel Makassar.

Prabowo mempercayakan Ni Luh Puspa jadi Wakil Menteri Pariwisata.

  1. Andi Amran Sulaiman

Andi Amran Sulaiman (lahir 27 April 1968)[2] adalah seorang bangsawan Bugis dan pengusaha berkebangsaan Indonesia yang menjabat Menteri Pertanian sejak 25 Oktober 2023 setelah sebelumnya memangku jabatan itu dari 27 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2019.

Sebelum menjadi menteri, ia adalah pemimpin Tiran Group, sebuah perusahaan konglomerat yang bermarkas di Makassar ini sebagian besar beroperasi di Indonesia Timur menjadikannya menteri terkaya yang diangkat ke kabinet baru.

Pada Prabowo Subianto, ia kembali terpilih sebagai menteri pertanian indonesia untuk ketiga kalinya pada Kabinet Merah Putih.

Lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pendidikan dan sebagian besar kariernya berkisar pada bidang pertanian, dan ia tercatat sebagai dosen ilmu pertanian di Universitas Hasanuddin.

Setelah lulus, Sulaiman bekerja di PT Perkebunan Nusantara XIV.

Ia memulai kariernya sebagai kepala operasi lapangan di sebuah pabrik gula pada tahun 1994, dan dipromosikan sebanyak 4 kali selama enam tahun pertamanya di perusahaan tersebut, dengan puncaknya sebagai kepala logistik.

Dia mengundurkan diri setelah 15 tahun. Kemudian, ia mendirikan bisnisnya sendiri, dimulai dengan patennya atas racun tikus (bernama "Tiran" sebagai akronim dari Tikus diracun Amran) dan berkembang pesat, mencakup 10 perusahaan dengan pendapatan tahunan gabungan mendekati US$1 miliar pada tahun 2014 Ia menerima penghargaan sipil Satyalancana Pembangunan dari Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2007.

Joko Widodo mengumumkan pengangkatannya sebagai Menteri Pertanian pada 26 Oktober 2014 (dilantik kembali pada 25 Oktober 2023), dan ia dilantik keesokan harinya.

Ia kemudian menjadi menteri dengan kekayaan bersih tertinggi yang dilaporkan, senilai Rp330,8 miliar pada November 2014.

Target kementeriannya adalah swasembada 4 komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, kedelai, dan gula dalam waktu 3 tahun serta perbaikan sistem irigasi di 11 provinsi di Indonesia.

Ia berhasil selamat dari dua perombakan kabinet yang dilakukan oleh Widodo, yang dilakukan masing-masing pada tahun 2015 dan 2016 meskipun ada rumor awal tentang penggantinya.

2. Nasaruddin Umar

Nasaruddin Umar (lahir 23 Juni 1959)[2] adalah Menteri Agama RI ke-25 sejak 21 Oktober 2024 pada Kabinet Merah Putih serta Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta.

Sebelumnya ia menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia [3] dari tahun 2011 sampai 2014.

Ia juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama dan pernah menjabat sebagai Dirjen pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Departemen Agama/ Kementerian Agama Republik Indonesia.

Ia juga adalah anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.

Ia juga menjabat sebagai salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027.

Lalu pada tanggal 3 November 2019, dalam Musyawarah Nasional (Munas) BP4 XVI di Jakarta, AG.Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. terpilih sebagai Ketua Umum BP4 periode 2019-2024.

Dan terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As'adiyah pada Muktamar As'adiyah ke XV di Sengkang tahun 2022.

Pada tahun 2024, Nasaruddin Umar menandatangani dokumen Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 bersama pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus yang sedang mengadakan kunjungan historisnya ke Indonesia.

Nasaruddin Umar dilahirkan di Ujung, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1959.

Setelah menamatkan pendidikan di SD Negeri Ujung, Bone pada 1970, ia menamatkan pendidikan di Pesantren As'adiyah Sengkang pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah pada 1971, Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 Tahun pada 1974, dan PGA 6 Tahun pada 1976.

Ia meraih gelar Sarjana Muda pada 1980 dan Sarjana Lengkap pada 1984, kedua-duanya dari IAIN/UIN Alauddin Makassar.

Nasaruddin Umar melakukan studi pascasarjana di IAIN/ UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan mendapatkan gelar Magister (1992) serta doktoral (PhD) (1998).

Selama studi kedoktorannya, dia sempat menjadi salah satu mahasiswa yang menjalani Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1993–1994), dan juga sebagai salah satu mahasiswa yang menjalani Program Ph.D di Universitas Leiden, Belanda (1994–1995).

Setelah mendapatkan gelar doktoral, ia pernah menjadi sarjana tamu di Sophia University, Tokyo (2001), sarjana tamu di SOAS University of London (2001–2002), dan sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC (2003–2004).

Dia adalah penulis dari 12 buku yang diantaranya Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999).

Isinya yang menjabarkan hasil penelitian mengenai bias gender dalam Quran.

3. Supratman Andi Agtas

Supratman Andi Agtas (lahir 28 September 1969) adalah seorang akademisi, advokat, dan politikus Indonesia yang sejak tanggal 21 Oktober 2024 menjabat sebagai Menteri Hukum.

Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menggantikan Yasonna Laoly serta anggota DPR-RI selama dua periode sejak 2014 hingga 2024. 

Ia mewakili daerah pemilihan Sulawesi Tengah.

Supratman merupakan kader Partai Gerakan Indonesia Raya dan duduk di Komisi VI.

Ia adalah ayah dari Abcandra Muhammad Akbar Supratman, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia periode 2024–2029 dari Sulawesi Tengah, yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.

4. Dzulfikar Ahmad Tawalla

Dzulfikar Ahmad Tawalla, S.Pd.,M.Ikom (lahir 28 April 1987) adalah seorang pegiat Indonesia kelahiran Sungguminasa, Gowa.

Ia dikenal sebagai putra ulama kharismatik asal Gowa, K.H. Ahmad Tawalla, yang juga aktif di Muhammadiyah. 

Ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi di Sulawesi Selatan.

Dzulfikar menamatkan pendidikan di MTS Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin pada 2002 dan SMA Muhammadiyah Limbung 2005.

Ia meraih gelar Sarjana Pendidikan Matematika dari Universitas Muhammadiyah Makassar 2013 dan Magister Ilmu Komunikasi dari STIKOM Interstudi pada 2021.

Dzulfikar menjabat sebagai Sekjen pada masa kepemimpinan Cak Nanto sebagai Ketum PP Pemuda Muhammadiyah.

Ia sempat menjadi Sekretaris Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) 2010-2012, sayap organisasi Muhammadiyah.

Di daerahnya, ia pernah memimpin Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sulsel pada periode 2008-2010.

Dalam Muktamar Pemuda Muhammadiyah yang digelar pada 22 Februari 2023, Dzulfikar resmi ditetapkan sebagai ketum oleh 13 tim formatur. Dia terpilih dalam rapat formatur yang beranggotakan 13 orang.

Awalnya Dzulfikar meraih suara terbanyak ketiga dalam pemilihan 13 Anggota PP Pemuda Muhammadiyah.

Dzulfikar mengumpulkan 622 suara, di bawah Machendra Setyo Atmaja (643 suara), dan Dedi Irawan (642 suara).

Namun, dalam rapat 13 formatur, Machendra Setyo Atmaja dan Dedi Irawan tidak bersedia dipilih.

Formatur pun menetapkan Dzulfikar sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Periode 2023-2027.

5. Ni Luh Puspa

Ni Luh Enik Ermawati atau yang lebih dikenal dengan Ni Luh Puspa (lahir 18 November 1986) adalah seorang wartawati, pembawa acara televisi, dan tokoh pemerintahan Indonesia kelahiran Singaraja, Buleleng, Bali.

Ketika masih bayi berusia 3 bulan, keluarganya mengikuti program transmigrasi ke Sulawesi.

Pada usia 7 tahun, mereka kembali ke Bali. 

Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, ia tumbuh besar dalam asuhan kakek dan neneknya.

Sebelum terjun ke dunia jurnalisme, Ni Luh menempuh berbagai jenis pekerjaan untuk membantu keluarganya.

Ketika menempuh sekolah menengah atas (SMA), Ni Luh sambil kerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT). 

Ia memilih bekerja daripada mengambil beasiswa kuliah demi membantu sekolah adik.

Selain PRT, Ni Luh juga pernah menjadi sales keliling dan cleaning service. 

Kemudian, lanjut menabung hingga bisa kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Bahkan sempat diejek karena sudah tua baru kuliah. 

Pada 2018 hingga Oktober 2024, Ni Luh menjadi wartawati dan pembawa acara di Kompas TV.

Kiprah

Pada 2010, karier Ni Luh di dunia jurnalistik dimulai saat ia magang di sebuah radio lokal di Makassar.

Berkat bimbingan dari Asdar Muis, seorang sastrawan, Ni Luh makin mendalami dunia media massa. 

Pada 2012, ia bergabung dengan Sun TV Makassar sebagai presenter.

Ni Luh juga melanjutkan pendidikan di STIE Nobel Indonesia Makassar dan menyelesaikan studi pada 2016.

Pada 2018, Ni Luh mencapai pencapaian baru dalam kariernya dengan bergabung bersama Kompas TV.

Namanya makin dikenal karena berdedikasi dalam dunia jurnalistik dan kemampuan berbicara yang luar biasa. 

Bahkan, ia dipercaya untuk membawakan program dengan namanya sendiri, NI LUH, yang membahas berbagai isu sosial, politik, dan budaya.[4]

Pada 18 Oktober 2024, Ni Luh mengundurkan diri dari Kompas TV dimana pada 22 Oktober 2024, ia dilantik oleh Prabowo Subianto sebagai Wakil Menteri Pariwisata Indonesia di kabinet barunya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved