Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Detik-detik DPRD Sulsel Dibakar Massa, Fauzi: Saya Sedih dan Kecewa

Fauzi menuturkan, massa datang dua kali dalam rentang tiga jam, massa kedua datang ribuan orang

Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur
KANTOR BARU - Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan dari Fraksi PKB, Fauzi Andi Wawo. 84 Anggota DPRD berkantor sementara di Kantor Dinas PUPR Jalan AP Pettarani Kota Makassar mulai Senin (8/9/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan dari Fraksi PKB, Fauzi Andi Wawo, menyaksikan langsung pembakaran Gedung DPRD Sulsel di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, pada Jumat malam, 29 Agustus 2025.

Tinggal di rumah jabatan (rujab) Wakil Ketua DPRD yang bersebelahan dengan gedung parlemen, Fauzi menyebut peristiwa itu melukai “rumah rakyat”.

“Pertama kita sedih, karena itu rumah rakyat. Jadi DPRD itu rumah wakil rakyat, hampir tiap hari kami terima aspirasi,” kata Fauzi saat diwawancarai Direktur Tribun Network Febby Mahendra Putra di kantor sementara DPRD Sulsel Jalan AP Pettarani Kota Makassar Senin (8/9/2025).

“Kemarin itu sepertinya mengarah ke anarkis, mau merusak, tidak seperti penyampaian aspirasi. Saya sedih dan kecewa dengan pembakaran itu.”

Fauzi menuturkan, massa datang dua kali dalam rentang tiga jam. Ia berada di lokasi sejak awal karena rujab menempel kompleks DPRD.

“Saya di lokasi, karena rujab saya ada di DPRD. Kalau di DPRD Sulsel kejadian ada dua kali,” ujarnya.

Gelombang pertama terjadi sekitar pukul 21.00 WITA. Saat itu, jumlah massa belum besar dan masih bisa dihalau.

“Pertama datang, jam 21.00 malam, massa tidak banyak, [dan] berhasil dipukul mundur oleh teman Satpol PP,” ucapnya.

Sekitar pukul 23.00 WITA, gelombang kedua tiba dengan jumlah jauh lebih besar.

“Datang lagi sekitar pukul 23.00 malam, rombongan kedua itu sudah ribuan, lebih banyak, tidak bisa kita bendung lagi,” kata Fauzi.

Menurutnya, massa berhasil menembus gedung parlemen.

“Mereka yang datang terlalu banyak, masuk ke ruangan paripurna, ada [yang] masuk ke tower. Waktu kejadian, saya lari ke belakang,” ungkapnya.

Damkar Baru Masuk Sekitar 02.30 WITA, Kondusif Hingga 04.00 Wita.

Fauzi menyebut petugas pemadam kebakaran sempat sulit masuk ke area gedung di tengah situasi yang tidak kondusif.

“Setelah api padam—sebelumnya damkar tidak bisa masuk—setengah 3 baru bisa masuk. [Kondisi] kondusif, itu sampai jam 4 subuh,” jelasnya.

Ia mengaku berjaga hingga dini hari.

“Saya subuh setelah salat baru istirahat,” tuturnya.

Rujab Selamat, Koleksi Buku Hangus

Dari jarak pandang tak lebih dari belasan meter, Fauzi melihat jilatan api membesar. Ia bersyukur rumah jabatan tidak menjadi sasaran.

“Saya melihat sekitar 10 meter. Alhamdulillah rujab tidak kena sasaran massa,” kata dia.

Namun, ketika kembali meninjau keesokan harinya, kerusakan sudah telanjur meluas.

“Saya masuk besoknya, melihat-melihat, tidak ada [yang] bisa diselamatkan,” ujarnya.

Fauzi menyesali koleksi buku pribadinya yang ikut musnah, termasuk pemberian Ketua Umum PKB dan buku-buku tokoh panutannya.

“Banyak buku saya, pemberian ketum kami Gus Muhaimin. Kalau tidak ada tamu, saya suka baca-baca. Buku-buku Gus Dur, saya suka baca-baca. Itu buku favorit,” tuturnya.

Evakuasi Keluarga dan Kesiapsiagaan

Informasi soal skala unjuk rasa sudah diterima Fauzi sejak pagi dari jaringan pengamanan. Ia segera mengambil langkah pengamanan untuk keluarganya.

“Saya dapat info demo sejak pagi dari teman keamanan. Saya lihat waktu saya baca kayaknya ini besar, sehingga keluarga saya ungsikan,” jelasnya.

Agenda DPRD: APBD-P Tetap Jalan

Fauzi menegaskan, tugas-tugas parlemen tetap berjalan meski gedung terbakar. Pembahasan APBD Perubahan disiapkan agar tidak molor.

“Kita semangatnya harus tetap bekerja, apalagi ada agenda penting harus dijalankan. Kita harus masuk agenda APBD Perubahan,” katanya.

Ia bahkan menyebut target paripurna jika otoritas keamanan mengizinkan.

“Kondisi apa pun harus bisa kita terima. Seandainya Pangdam membolehkan, mungkin tanggal 4 [September] kami sudah paripurna,” ujarnya.

Seruan: Tolak Kekerasan dalam Aksi

Di akhir, Fauzi menyampaikan seruan agar penyampaian pendapat tetap mengedepankan cara-cara yang beradab dan tidak menimbulkan korban.

“Kami harap mahasiswa tidak demo dengan cara-cara membakar seperti ini. Tidak ada yang diuntungkan, apalagi ada korban jiwa—ini keterlaluan. Kita harap menyampaikan pendapat dengan cara-cara yang layak,” tegasnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved