Stanford University Buka Pusat Penelitian di Unhas, Mulai Kaji Kasus Stunting Makassar
Pusat penelitian kesehatan ini jadi ruang Stanford University berkontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat kota Makassar.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Stanford University, kampus asal Amerika Serikat membuka pusat penelitian kesehatan di Universitas Hasanuddin (Unhas).
Stanford - Unhas Alliance for Planetary Health Research in Asia Pacific resmi dibuka di Kampus Unhas, Jl Perintis Kemerdekaan pada Selasa (11/11/2025).
Pusat penelitian kesehatan ini jadi ruang Stanford University berkontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat kota Makassar.
Fokus utama penelitian Stanford - Unhas yakni isu stunting di Kota Makassar.
"Jadi tim dari Unhas dipimpin Dr Ansari Adi dan tim kerjasama dengan Dr John dari Stanford University ini melakukan penelitian tentang stunting yang ada di kota Makassar untuk melihat apa yang perlu kita intervensi padasarkan data-data ilmiah yang ada," jelas Wakil Rektor IV Unhas Prof Adi Maulana.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), jumlah stunting di Makassar pada Desember 2024 mencapai, 3.049 kasus.
Sementara pada Maret 2025 turun menjadi 2.685 kasus.
Prof Adi Maulana menyebut penelitian terkait stunting perlu dilakukan secara komprehensif.
Pasalnya penelitian dilakukan mulai dari proses kehamilan ibu, kondisi lingkungan hingga tumbuh kembang anak.
Baca juga: Tiga Fakultas Jadi Percontohan Zona Integritas di Unhas, Prof JJ Mulai Reformasi Birokrasi
Stanford University bersama Unhas pun akan bergerak meneliti persoalan stunting di Makassar.
"Jadi stunting itu memerlukan waktu yang lama. Karena kan itu berhubungan dengan dari ibu hamil, kemudian dari lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Jadi memang kita harus mulai dari sekarang, supaya paling tidak lima tahun, sepuluh tahun kita bisa menurunkan angka stunting dan untuk menyambut generasi emas lagi tahun 2045," kata Prof Adi Maulana.
Nantinya akan datang profesor dari Stanford University berserta mahasiswa melakukan penelitian.
Bahkan mahasiswa dari Stanford akan tinggal di Makassar satu tahun dalam penelitian.
Hasil penelitian nantinya akan menjadi rekomendasi ke pemerintah kota Makassar.
"kita harapkan hasilnya nanti itu kemudian dijadikan sebagai bukti-bukti atau evidence-evidence untuk kemudian kota Makassar membuat kebijakan-kebijakan ke depan yang hubungannya langsung dengan kesehatan. kita harapkan kontribusinya adalah membuat kota Makassar itu lebih sehat lagi ke depannya," jelas Prof Adi.
| Bayar Rp135 Ribu Dapat 2 Tiket Bugis Waterpark Adventure Makassar |
|
|---|
| 520 ASN Maros Ikuti Profiling di BKN Makassar, Tes 4 Jam Ukur Kompetensi dan Talenta |
|
|---|
| Dari Paris, London Hingga Makassar |
|
|---|
| Madura United Mundur, Tiga Klub Super League Bersaing Datangkan eks PSM Makassar Jadi Pelatih Kepala |
|
|---|
| Jeda FIFA Matchday, PSM Makassar Libur Latihan 2 Hari |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/20251111-Peneliti-Stunting-Stanford-University.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.