Rektor Unhas Prof JJ Ungkap Rencana Fakultas Baru, Kedokteran Hewan hingga Psikologi

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Fakultas baru kemungkinan segera hadir di Universitas Hasanuddin (Unhas).

Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, mengisyaratkan pembentukan fakultas baru sebagai respons terhadap perkembangan pendidikan.

Menanggapi isu pembentukan fakultas baru di rumpun ilmu teknik, Prof JJ menyebut Unhas harus fleksibel dan adaptif.

“Universitas baik harus merespon perubahan. Organisasi kami bentuk di Unhas sifatnya harus lincah, fleksibel merespon perubahan. Bukan hanya Teknik, tapi fakultas lain merespon tuntutan,” kata Prof JJ dalam podcast 'Bincang Kampus' di Tribun-Timur.com, Kamis (23/10/2025).

Fakultas Teknik di Gowa disebutnya berkembang pesat, dengan lebih dari 10 ribu mahasiswa dari berbagai program studi.

Menurutnya, dibutuhkan pengelolaan lebih efektif agar pendidikan berjalan sesuai standar.

“Sementara kita desain, sebagai universitas harus dengan strategi plan. Beberapa lembaga akan terus kita perbaiki merespon tuntutan zaman,” ujarnya.

Prof JJ menegaskan, pembentukan fakultas baru membutuhkan strategi matang, mulai dari fasilitas pendidikan, kesiapan tenaga pengajar, hingga capaian lulusan.

Pembentukan fakultas baru juga memungkinkan di rumpun ilmu lain, termasuk kedokteran.

Baca juga: Guru Besar Unhas: MYP 3,7 Layak Jadi Percontohan Nasional

“Termasuk membentuk fakultas misalnya kedokteran hewan, itu kebutuhan. Ada kemungkinan fakultas psikologi. Unhas harus lebih fleksibel dan efektif melihat peluang,” katanya.

Saat ini, Unhas memiliki 17 fakultas dan satu sekolah pascasarjana.

Terbaru, Unhas membuka Fakultas Teknologi Pertanian pada 2025.

Prof JJ menyebut setiap pemimpin memiliki jejak sejarah dalam masa kepemimpinannya, termasuk dirinya yang ingin meninggalkan warisan terbaik.

“Para pemimpin sebelumnya sudah membuat pondasi dan mengawal Unhas. Pada masa saya, saya janji ke rektor senior akan kawal prestasi ini sesuai zaman,” ujarnya.

Di era kompetisi global, Prof JJ menilai terobosan Unhas harus berubah, termasuk fleksibilitas dalam menata organisasi fakultas. (*)