Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tim PKM UNM Kembangkan Dasawisma Lewat Pengolahan Hasil Laut untuk Cegah Stunting di Barrang Lompo

Angka Stunting di Kecamatan Sangkarrang meningkat pada tahun 2025 dari 55 kasus menjadi 56 kasus.

Editor: Alfian
Istimewa
PKM UNM - Anggota kelompok Dasawisma Sukun, Kepala Kelurahan Barrang Lompo, dan Tim PKM UNM menunjukkan produk olahan hasil pelatihan beberapa waktu lalu. 

 

 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kecamatan Kepulauan Sangkarrang adalah daerah penghasil perikanan tangkap di Kota Makassar, tetapi ironisnya jumlah anak penderita stunting terus meningkat.

Di saat jumlah penderita stunting Kota Makassar mengalami penurunan pada periode Desember 2024 hingga bulan Maret 2025, dari 3.049 menjadi 2.685, tetapi di Kecamatan Kepulauan Sangkarrang justru meningkat dari 55 menjadi 56 kasus (Tribun Timur, 7 Mei 2025).

Anak yang mengalami stunting tersebut, sebagian besar terdapat di Kelurahan Barrang Lompo yang merupakan ibu kota kecamatan dengan jumlah penduduk sebanyak 5.336 jiwa (BPS, 2024) di mana 75 PERSEN diantaranya bekerja sebagai nelayan.

“Hasil penelitian yang kami lakukan menemukan bahwa salah satu penyebab rentannya anak di Barrang Lompo mengalami stunting, disebabkan rendahnya konsumsi ikan, baik ibu hamil maupun anak-anak. Nelayan lebih memilih untuk menjual hasil tangkapan, baik kepada pengumpul maupun dijual langsung ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Makassar," ucap Dr. Idham Irwansyah Idrus, S.Sos, M.Pd selaku Ketya Tim PKM UNM.

Sebagai bentuk dukungan Perguruan Tinggi untuk mencegah dan menurunkan angka prevalensi stunting di Pulau Barrang Lompo, Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UNM melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan Dana Hibah Direktorat Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) Kemdikti Saintek RI.

Kegiatan yang dilaksanakan bermitra dengan Kelompok Dasawisma Sukun di RW 04 Kelurahan Barrang Lompo ini.

Berupa pelatihan Literasi Keuangan bagi istri nelayan yang dilaksanakan 25 Juni 2025, pengembangan Dasawisma dan pelatihan pengolahan hasil laut pada tanggal 19-21 September 2025.

Tim PKM UNM yang berasal dari latar ilmu berbeda ini, terdiri atas Dr. Idham Irwansyah Idrus, S.Sos, M.Pd (Sosiologi) sebagai Ketua, Dr. Agus Syam, M.Si (Kewirausahaan), dan Haerani, S.Pd., M.Kes (Tata Boga) sebagai anggota tim.

“Pelatihan pengolahan hasil laut difokuskan pada pembuatan Abon Ikan, Bakso Ikan, dan Nugget Ikan dengan bahan utama ikan layang. Pemilihan ikan layang karena kaya akan protein, vitamin, mineral, dan omega-3 sehingga dapat memberikan gizi optimal bagi anak dan mengurangi resiko stunting. Selain itu, ikan layang mudah diperoleh nelayan di Pulau Barrang Lompo dan relatif murah di pasaran," tutur Haerani, S.Pd., M.Kes.

Lurah Barrang Lompo, Kurniati, S.P., M.Si. yang turut hadir selama kegiatan pelatihan, mengungkapkan, 

“Kami bersyukur atas adanya kegiatan yang diinisisasi oleh dosen UNM. Kegiatan yang orientasinya tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan dan gizi warga pulau Barrang Lompo, tetapi secara tidak langsung dapat menjadi sumber penghasilan bagi istri nelayan dan akan meningkatkan taraf ekonomi keluarga mereka. Kami berharap, Tim PKM UNM dapat terus mendampingi kelompok Dasawisma hingga dapat berkembang menjadi kelompok usaha bersama.”

Pada kegiatan pelatihan, Tim PKM menyerahkan bantuan alat pengolahan ikan berupa mesin abon ikan, mesin adonan bakso, spinner, genset, timbangan digital, dan berbagai alat kebutuhan produksi lainnya, termasuk pengemasan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved