Korps Marinir
Dijuluki sebagai Hantu Laut, Ini Kehebatan Pasukan Marinir yang Diakui Dunia
Tidak sembarang prajurit bisa mengikuti pendidikan menjadi pasukan Marinir. Dibutuhkan mental sekuat baja untuk bergabung Korps Marinir TNI AL.
TRIBUN-TIMUR.COM - Korps Marinir Angkatan Laut, hari ini genap berusia ke-76. Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya adalah laut, diperlukan pertahanan laut yang kuat untuk menjaga kedaulatan negara.
Untuk menjaga luasnya lautan Indonesia tentunya dibutuhkan prajurit yang tangguh dan andal. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) memiliki sejumlah pasukan khusus yang disegani di dunia.
Sebut saja, Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) dan Korps Marinir TNI AL.
Marinir TNI AL memiliki semboyan Jalesu Bhumyamca Jayamahe, yang artinya “Di Laut dan Darat Kita Jaya”.
Pasukan ini dibentuk pada 15 November 1945 di sebuah kota kecil, Tegal, Jawa Tengah di era kepemimpinan Presiden Soekarno. Kesatuan ini bertugas menjaga keamanan laut Indonesia dari berbagai ancaman.
Berbagai palagan pertempuran pun telah banyak dilalui korps baret ungu tersebut, seperti Operasi Trikora dan Operasi Dwikora.
Pasukan Marinir TNI AL juga menjalani operasi pembebasan Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak di perairan Somalia pada 2011 lalu.
Kehebatan dan ketangguhan Marinir dalam menyelesaikan operasi baik di dalam maupun di luar negeri membuat Korps Baret Ungu ini dijuluki sebagai Hantu Laut.
Tidak sembarang prajurit bisa mengikuti pendidikan menjadi pasukan Marinir. Dibutuhkan mental sekuat baja untuk bergabung Korps Marinir TNI AL. Salah satunya materi tahap hutan.
Salah satu pelatih yang turut membekali materi tahap hutan ini adalah Koptu Mar Ahmad Kurdiyanto dari Puslatpurmar 5 Baluran, mengatakan, dalam tahap hutan para siswa Dikko akan menerima menembak reaksi, penyeberangan sungai, pengepungan dan penggeledahan Rumah (Pungdahma).
Siswa Dikko juga diberi pelatihan patroli penghadangan, patroli penyelidik, patroli tempur, penculikan, perang kota, sabotase, harbouring, jungle survival dan raid.
“Materi tahap hutan diberikan untuk membekali kemampuan siswa, baik perorangan maupun kelompok untuk mampu melaksanakan operasi di daerah pertempuran yang cukup sulit dan hanya mampu dilaksanakan oleh prajurit yang mempunyai kemampuan khusus dan terlatih dengan baik,” ujar Ahmad dikutip Dinas Penerangan Marinir TNI AL, Jumat (2/7).
“Salah satu tugas pokok prajurit Marinir adalah “mencari, menemukan dan menghancurkan musuh,” sambung pelatih yang sudah mempunyai kualifikasi pelatih komando marinir ini.
Seperti diketahui, saat ini kekuatan Korps Marinir TNI AL terbagi menjadi 3 Pasukan Marinir (Pasmar 1) di Jakarta, Pasmar 2 di Sidoarjo dan Pasmar 3 di Sorong. Markas Komando Korps Marinir sendiri berkedudukan di Kwitang, Jakarta Pusat.(*)