TURIKALE, TRIBUN-TIMUR.COM - Tim Damkar Maros menangkap seekor Ular Lanang atau raja kobra dari kamar rumah warga di Dusun Abbekkae, Desa Damai, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Sulsel, Senin (25/8/2025) siang.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Maros, Jufri mengatakan pihaknya menerima laporan dari pemilik rumah Suherlina (28) sekitar pukul 13.13 WITA.
“Begitu menerima laporan, tim rescue langsung kami kerahkan ke lokasi,” kata Jufri kepada Tribun Timur.
Sebanyak tujuh personel diturunkan dalam evakuasi reptil ini.
Ia mengatakan ular sepanjang dua meter itu ditemukan bersembunyi di salah satu sudut kamar.
Proses penangkapan berlangsung dramatis karena ular sempat melawan.
“Awalnya menggunakan grab stick, tetapi karena ular agresif, anggota akhirnya langsung mengamankan kepala ular dengan tangan agar tidak lepas,” jelasnya.
Meski berlangsung menegangkan, evakuasi hanya berlangsung dalam 20 menit saja.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa maupun luka. Hanya pemilik rumah yang kaget karena tiba-tiba ada king cobra di kamarnya,” tambah Jufri.
Setelah berhasil diamankan, ular tersebut kemudian dievakuasi ke Mako Damkar dan akan dilepasliarkan kembali ke habitatnya.
Jufri mengingatkan masyarakat untuk tidak mencoba menangkap sendiri hewan berbahaya seperti ular.
“Lebih baik segera hubungi Damkar agar ditangani dengan aman,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu personel Damkar Maros, Muh Fajrin, menceritakan detail proses evakuasi ular tersebut.
“Jenisnya king kobra, panjangnya kurang lebih dua meter. Diduga masuk lewat pintu depan lalu merayap ke kamar,” ungkapnya mengatakan.
Menurut Fajrin, pemilik rumah memperkirakan ular itu berasal dari hutan bambu yang tidak jauh dari rumah.
Ia menyebut hingga pertengahan Agustus 2025, sekitar 50 ular dievakuasi oleh tim Damkar Maros.
“Ular kebanyak masuk di area pemukan warga di Kecamatan Turikale, Moncongloe, Tanralili, Bantimurung, Mandai, Maros Baru, Lau,” katanya menutup.
Ular Berbisa Terpanjang
King cobra (Ophiophagus hannah) adalah ular berbisa terpanjang di dunia dan salah satu yang paling berbahaya.
Bahaya utamanya terletak pada bisa neurotoksin yang sangat kuat dan jumlah bisa yang bisa ia suntikkan dalam satu gigitan.
Bisa king kobra terutama terdiri dari neurotoksin.
Zat ini langsung menyerang sistem saraf korban.
Efeknya bisa sangat cepat, menyebabkan kelumpuhan saraf yang mengendalikan otot-otot vital, seperti otot pernapasan.
Gejala setelah digigit bisa mencakup:
1. Rasa sakit parah dan bengkak di area gigitan.
2. Pusing, penglihatan kabur, dan kelopak mata terkulai (ptosis).
3. Mati rasa atau kesemutan di sekitar mulut dan wajah.
4. Gangguan pernapasan yang cepat memburuk, sulit menelan, dan kesulitan berbicara.
5. Kelumpuhan total yang dapat menyebabkan henti napas dan kematian.
Tidak hanya bisanya yang kuat, king kobra juga mampu menyuntikkan bisa dalam jumlah yang sangat besar, jauh lebih banyak dibandingkan ular berbisa lainnya.
Satu gigitan bisa mengandung cukup racun untuk membunuh seekor gajah dewasa atau 20 manusia.
Kombinasi antara kekuatan neurotoksin dan volume bisa yang besar inilah yang membuat gigitan king kobra sangat mematikan jika tidak segera ditangani dengan antivenom.
Meskipun king kobra cenderung menghindari kontak dengan manusia, ia bisa menjadi sangat agresif dan defensif saat merasa terancam.
Ketika merasa terpojok, king kobra akan mengangkat bagian depan tubuhnya, melebarkan "lehernya", dan mengeluarkan desisan keras sebagai peringatan.
Jika peringatan ini diabaikan, ia tidak akan ragu untuk menyerang dan bisa memberikan beberapa gigitan.(*)