Sehingga pemberian makanan tambahan ini sesuai kebutuhan gizi anak.
Setelah menjalani serangkaian program pemberian tambahan gizi, akan ada tahap evaluasi.
"Di cek berat badan, tinggi badan, kasih edukasi gizi, periksa Kesehatan," kata Ishaq Iskandar.
"Jadi harus ikut program intervensi untuk keluar dari angka stunting," lanjutnya.
Selanjutnya, para orangtua akan mendapat tambahan sebesar Rp 700 ribu.
Total genap menjadi Rp 1 juta kepada setiap anak.
Seluruhnya harus digunakan orangtua menjalankan program makanan tambahan bergizi.
"Kita (sementara) minta rekeningnya dulu baru di transfer ke orangtua," tegas Mantan Kadis Kesehatan Palopo ini.
Ishaq menyebut Gubernur Sulsel Andi Sudirman ingin masyarakat berpartisipasi aktif.
Bukan hanya menerima langsung edukasi, kini menjalankan secara nyata di rumah masing-masing.
Hanya saja pemerintah tetap memberikan intervensi modal menyediakan makanan tambahan tersebut.
"Kalau anak sehat, tidak kurang gizi, tidak stunting kan untuk masa depan anaknya dan keluarga," ucap Ishaq.
Prevelensi stunting Sulsel tahun 2024 lalu sebesar 23,3 persen.
Angka ini sebenarnya turun jauh disbanding 2023, diangka 27,5 persen.
Dengan bantuan ini, Ishaq mengaku targetnya bisa dibawah angka rata-rata nasional.
"Kita harapkan dibawah nasional 19,8 persen. Mudah-mudahan bisa sampai 14 persen sampai dibawahnya lagi," jelas Ishaq.
Program ini akan segera dijalankan bila rekening masing-masing orangtua anak stunting telah dikumpulkan.
Anggaran awal Rp 300 ribu per anak akan ditransfer dahulu ke orangtua