"Maunya diperbaiki, biar tidak goyang-goyang kalau dinaiki," ucapnya.
Jembatan menghubungkan 3 desa
Tokoh masyarakat Desa Lebang, Rusdi mengutarakan, jembatan gantung itu menghubungkan ke 3 desa diantaranya, Desa Lebang, Pinang dan Desa Malaling.
Dia merincikan, sebanyak 4 ribu kepala keluarga (KK) menghuni tiga desa itu dan mengakses jembatan gantung setiap harinya.
"Kalau yang memanfaatkan jembatan ini ada 3 desa, Lebang, Pinang dan Desa Malaling. Total penduduk ada kurang lebih 4 ribu KK dan mereka menggunakan jembatan ini," ujarnya.
Rusdi menuturkan, di jembatan gantung itu juga sering terjadi insiden kecelakaan. Utamanya saat musim hujan yang membuat jalan licin.
"Biasa ada kecelakaan kalau licin, mereka jatuh. Ini sudah membahayakan karena pagarnya lepas," katanya.
Dibangun secara swadaya
Dikatakan Rusdi, jembatan gantung itu dibangun sejak tahun 1985. Jembatan itu dibangun sebagian dari pemerintah sebagian secara swadaya masyarakat.
Pemerintah saat itu kata dia, hanya membangun tiang penyangga dari beton dan komponen tali sling tembaga.
Sementara masarakat swadaya menyediakan papan kayu untuk lantai jembatan.
"Yang ditanggung pemerintah dulu ini, besinya, semen sama tali sling. Selebihnya swadaya, seperti papan kayu ini, satu papan satu KK," jelasnya.
Menurutnya, saat itu dia masih berumur 13 tahun. Awalnya, jembatan itu hanya terbuat dari bambu.
"Ini usianya sekitar 40 tahunan, masih SMP kelas 2 saya saat itu. Jadi memang sudah tua dan tidak layak," ucapnya.
Rusdi menambahkan, beberapa warga berulangkali memperbaiki komponen jembatan yang rusak dengan bahan seadanya.