Opini

Gaza: Pelaparan Sistematis dan Urgensi Persatuan Umat 

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

OPINI - dr Airah Amir Dokter dan Pemerhati Kesehatan Masyarakat

Jika kadar gula darah menurun, pusat metabolisme di otak menjadi aktif dan memicu hormon adrenalin agar manusia mengoptimalkan upaya untuk memenuhi kebutuhan glukosa tubuh melalui makanan.

 Jika tidak ada makanan yang masuk, maka tubuh melakukan mekanisme berikutnya yaitu melalui proses “mengamankan” persediaan glukosa bagi kebutuhan otak. 

Meskipun otak mempunyai volume yang hanya mencapai 2 persen berat tubuh manusia, otak memerlukan sekitar setengah dari kebutuhan glukosa seluruh tubuh. 

Untuk “mengamankan” persediaan glukosa bagi otak, otak memberikan isyarat untuk menghentikan produksi insulin. 

Seperti yang kita ketahui, tanpa insulin glukosa tidak dapat sampai di otot. Pada Saat kelaparan, setiap organ tubuh menurun beratnya hingga 50 persen tetapi berbeda dengan otak, otak hanya menurun beratnya sekitar 4 persen dan otak mempunyai kemampuan untuk menyimpan cadangan glukosa.

Jika kelaparan berlangsung kronis maka produksi energi akan beralih kepada protein yang akan berdampak pada otot sebab otot sebagian besar terdiri dari protein. 

Pada tahap awal manusia masih mampu untuk beradaptasi terhadap berkurangnya volume otot, tetapi setelah 8 hingga 10 hari tubuh akan mengubah metabolismenya ke arah penghematan energi yang mengakibatkan organ beraktivitas dalam level terendah seperti frekuensi jantung yang menurun serta suhu tubuh pun menurun. 

Selain itu tubuh akan mengambil simpanan lemak.

Hasil metabolisme lemak akan membentuk keton yang merupakan sumber energi penting pada saat tubuh menderita kelaparan dan merupakan salah satu upaya untuk tetap bertahan hidup sebab selain glukosa, keton adalah satu-satunya sumber energi yang dapat dioptimalkan oleh otak untuk memenuhi kebutuhannya.

Jika pelaparan sistematis ini terus terjadi, makin banyak pula dampak negatif bagi tubuh yang dapat terjadi. 

Sistem kekebalan tubuh menurun yang berefek pada semakin mudahnya penyakit menyerang. Demikian pula organ tubuh lainnya yang dapat berujung pada kematian. 

Kondisi yang  kita jumpai pada Gaza saat ini yang mengalami pelaparan sistematis kronis adalah kondisi manusia yang hanya tinggal tulang berbalut kulit. 

Kematian tidak terelakkan sebab seluruh organ tubuh gagal berfungsi. 

Malangnya proses kematian justru semakin cepat pada komunitas rentan seperti anak dan manula serta orang yang mengalami penyakit degeneratif serta infeksi kronis. 

Sungguh kondisi ini telah melewati batas merah kemanusiaan.

Halaman
123

Berita Terkini