TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Rencana kenaikan tarif ojek online oleh pemerintah ditanggapi beragam driver ojol di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Ada yang sepakat, namun ada juga yang khawatir mempengaruhi jumlah penumpang.
Seperti diungkapkan Aji (45) driver ojek online Gojek, saat ditemui di depan MTsN Jl AP Pettarani, Makassar, Selasa (1/7/2025).
Aji menyambut baik kenaikan tarif tersebut. Namun, dirinya berharap kenaikan tarif tidak dibarengi potong tarif dari aplikator.
"Alhamdulillah kalau tarif naik, cuma itu potongan jangan naik. Supaya kita driver juga sejahtera," ujar Aji.
Namun demikian, dirinya curiga ketika kebijakan kenaikan tarif diberlakukan pemerintah, maka aplikator juga akan menaikkan potongan terhadap mitranya (driver).
"Tapi kalau tarif naik otomatis potongan aplikator juga naik, karena kan aplikator juga cari untung otomatis itu," ujar Aji.
Ayah dua orang anak ini tidak khawatir kenaikan tersebut dapat mempengaruhi antusiasme pengguna jasa transportasi ojol.
"Tidak bakalan berkurang karena sudah jadi kebutuhan masyarakat," sebutnya.
Opsi lain yang ditawarkan Aji, pemerintah tidak perlu menaikkan kebijakan tarif jika berpihak pada driver ojek online.
Ia hanya meminta agar, potongan dari aplikator dapat lebih dikurangi.
"Kalau saya lebih bagusnya tidak ada kenaikan tarif, tapi potongan aplikator yang diturunkan," sebutnya
Dia juga berharap, agar bonus pendapatan para driver kembali diterapkan guna menunjang kesejahteraan driver.
"Bagusnya juga seperti kebijakan dulu aplikator menyediakan bonus target supaya ada biaya operasional bisa driver dapat," harapnya.
Berbeda dengan Aji, driver Maxim, Andi (40), kurang sepakat dengan rencana kenaikan tarif itu karena khawatir antusiasme warga menggunakan jasa ojek online, menurun.