TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Eksploitasi anak di Kabupaten Bone rupanya masih marak ditemukan, para orang tua memanfaatkan anak untuk meraup rupiah.
Di satu sisi anak-anak harus kehilangan kesempatan mengenyam pendidikan.
Anak-anak ini kerap kali dimanfaatkan untuk mendapatkan simpati dan belas kasihan dari para pembeli.
Mereka kerap menjajakan tisu hingga kerupuk dari satu warkop ke warkop lain.
Seperti di jalan Jendral Ahmad Yani, MH Thramrin, Yos Sudarso, Hasanuddin, Langsat, dan Cokroaminoto.
Parahnya aktivitas ini pun dilakukan dari pagi hingga malam hari.
Menanggapi hal tersebut, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) bidang Pemerhati Anak dan Perempuan Kabupaten Bone Martina Majid saat dikonfirmasi, Senin (1/7/2025) mengaku dirinya melihat perilaku eksploitasi anak ini juga banyak ditemukan sebagai pendatang di Bone.
Beberapa kasus yang didalami pihaknya menemukan para pemulung dan anjal ini banyak yang merupakan warga Makassar hingga Kolaka Sulawesi Tenggara.
"Dia kebanyakan dari luar daerah, nah kalau sudah seperti ini, memanfaatkan anak untuk mengemis itu sudah masuk kategori eksploitasi anak," jelasnya.
Baca juga: Eksploitasi Anak di Bone Sulsel Kian Marak
Menurutnya ini menjadi masalah yang cukup kompleks karena ekonomi.
Ia mengatakan pemerintah perlu bergerak secara serius dengan menyentuh akar persoalan agar masalah eksploitasi ini bisa ditekan.
"Ini perlu kerja kolektif pemerintah untuk menekan," bebernya.
Sementara itu Kepala UPT PPA DP3A Bone, Agung juga membenarkan masih adanya persoalan ini di Bone.
Hanya saja menurutnya eksploitasi anak untuk berdagang ini masih belum masuk kategori berat.
Menurutnya yang masuk kategori berat adalah ketika adanya pihak yang mengkoordinir anak di bawah umur ini untuk meminta-minta atau berjualan.
Sejauh ini kata dia, pihaknya telah menjaring 2 anak di bawah umur yang dieksploitasi oleh orang tuanya.
Hanya saja dari hasil penjajakan ia mengklaim tak ada bukti eksploitasi ini dilakukan.
"Kemarin ada beberapa yang ditangkap oleh satpol kita lakukan assessment ke orang tuanya, ternyata ini insiatif dari anaknya yang mau cari uang untuk beli baju," tandasnya.(*)